Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa saat memberikan arahan pada Rakor Pemahaman SDGs/TPB Bagi Pengelola Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019 Menuju UNPSA 2020 di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (01/10).
SURAKARTA - Pertengahan September lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengumumkan dimulainya kompetisi pelayanan publik tingkat dunia, United Nations Public Service Awards (UNPSA). Indonesia akan kembali mengirimkan inovasi-inovasi terbaiknya pada ajang tersebut.
"Merespon pengumuman tersebut, Bapak Menteri PANRB menyampaikan arahan untuk melakukan pemilihan inovasi yang mewakili Indonesia pada UNPSA 2020 dan diprioritaskan dari Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019," ujar Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa saat memberikan arahan pada Rakor Pemahaman SDGs/TPB Bagi Pengelola Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019 Menuju UNPSA 2020 di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (01/10).
Dikatakan, pengajuan inovasi pada ajang internasional ini paling lambat 27 November 2019 waktu New York, Amerika Serikat. Kementerian PANRB perlu mempersiapkan inovasi-inovasi yang akan diajukan dengan menyesuaikan indikator penilaian dalam UNPSA.
Salah satu indikator penilaiannya adalah kesesuaian inovasi dengan Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs/TPB). Untuk itu, Kementerian PANRB perlu bergerak cepat untuk mendorong inovasi yang telah terpilih dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019 untuk meningkatkan pemahaman terhadap SDGs/TPB.
"Kementerian PANRB juga melakukan asesmen terhadap Top 45, untuk mengetahui kesesuaiannya dengan SDGs/TPB dan kategori UNPSA 2020," jelasnya.
UNPSA merupakan penghargaan internasional paling prestisius dalam bidang pelayanan publik karena mencakup lintas sektor dari berbagai kegiatan PBB. Beberapa kali, Indonesia berhasil menorehkan prestasi pada ajang tersebut.
Dimulai dari tahun 2014, sebanyak lima inovasi Indonesia menjadi finalis pada UNPSA 2014. Di tahun berikutnya, dua inovasi Indonesia meraih juara II UNPSA, yakni Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Sragen.
Prestasi kembali diraih Indonesia pada UNPSA 2018 dengan menjadi juara I melalui inovasi Sistem EDAT (Early Diagnosis And Treatment) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni. Selanjutnya di tahun 2019, Indonesia kembali meraih juara I melalui inovasi PetaBencana.id dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Di tahun 2020, Diah berharap Indonesia kembali mendapatkan tempat terbaik di UNPSA. Ia mengatakan penghargaan tersebut merupakan pembuktian bahwa inovasi pelayanan publik Indonesia tidak kalah dengan negara lain serta diharapkan mendongkrak kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah.
“Saya meyakini, dengan komitmen bersama dan kemauan yang kuat, kita akan mampu bersanding dengan negara-negara lain,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, para peserta diberikan pandangan terkait SDGs oleh Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Oktorialdi. Selain itu, juga dilakukan pendampingan pada para peserta agar dapat memahami dan menentukan kategori UNPSA yang akan diikuti dan goal pada SDGs yang akan dipilih.
Diakui oleh para peserta bahwa pemilihan goal pada SDGs dan kategori UNPSA menjadi kendala. Salah seorang peserta, Manager Pelayanan PT Taspen Abdul Gofur mengtakan sangat terbantu dengan adanya pendampingan ini. “Kami diberikan penjelasan yang sangat komprehensif untuk maju ke level yang lebih tinggi, tingkat dunia,” ujarnya.
Senada dengan Gofur, Kasubbaganalis Bagjianalis Biro RBP Srena Polri AKBP Nany Pribadi mengatakan dengan adanya rakor ini, membuka pandangan inovator untuk menyelaraskan inovasi yang dimiliki dengan SDGs. “Kami mendapat masukan dan gambaran serta mengetahui target dan indikator mana yang harus dipenuhi,” katanya. (rr/HUMAS MENPANRB)