Sebuah pemandangan yang sempat mencuri perhatian Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi saat bersama Ny. Velly dan putrinya Ayesha berkeliling ke seluruh stand pameran Gelar Inovasi Pelayanan Publik 2016 di Surabaya pekan lalu adalah penjual jamu. Entah apa yang ada di benak Yuddy, tapi pagi itu sang Menteri bersama keluarga minum jamu gendong yang dijajakan oleh Jumiati (56 th) dari Gresik.
Ternyata, perempuan itu sengaja didatangkan untuk berjualan jamu di stan JALIN MATRA, salah satu dari 14 inovasi dari Jawa Timur yang masuk Top 99 Inovasi Pelayan Publik 99. Mbok Jum, demikian dia biasa dipanggil, merupakan salah satu dari 72.000 orang penerima bantuan dari Jalin Matra melalui penyaringan dengan kriteria khusus.
Mbok Jum merupakan seorang janda dengan 6 anak, yang sehari-harinya berjualan jamu keliling. Kini dia hanya tinggal dengan anak bungsunya yang telah menginjak remaja. Kalau dulu dia berjalan kaki menggendong bakul berisi botol-botol jamu dagangannya, kini dia berjualan jamu dengan mengendarai sepeda, sehingga area yang dijangkau bisa lebih luas, serta tidak terlalu capek.
Bukan tanpa alasan Mbok Jum membanting tulang berjualan jamu untuk menopang ekonomi keluarganya. Tragedi itu berawal ketika sang suami pergi sekitar 20 tahun silam, saat anak terkecil masih berusia 2,5 th. “Dulu saya terus berusaha mencari suami. Namun ketika berhasil menemukan keberadaannya di Kalimantan, kemudian ketika saya telepon suami tak acuh. Jangankan kembali, menanyakan kabar anak saja tidak,” ujar Mbok Jum dengan logat Jawa Timuran yang kental.
Tersirat jelas ketegaran di sorot matanya. Mbok Jum tidak tahu lagi keberadaan suami selanjutnya, namun ia tetap ikhlas berjuang demi kelangsungan hidup dirinya dan anak-anak.
Semangat juang Mbok Jum ternyata mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang mengembangkan program JALIN MATRA (Jalan lain menuju mandiri dan sejahtera).
Tim Jalin Matra menyambangi Mbok Jum. Saat itu, dia masih mengolah jamu secara manual dan berjalan kaki menjajakannya. Ia sangat bersyukur berhasil mendapatkan bantuan modal usaha. “Lihat, sekarang saya sudah punya ini”, ujarnya seraya mengelus sepeda sembari tersenyum mengiyakan.
Sesuai dengan permintaannya, tahun 2015 Mbok Jum menerima bantuan berupa peningkatan fasilitas mata pencaharian sehari-hari, seperti ronjot jamu, sepeda onthel, dan perlengkapan membuat jamu lainnya senilai Rp2,5 juta.
Bantuan dari Jalin Matra telah meningkatkan penghasilannya, dari semula Rp 50 ribu menjadi Rp 80 ribu per hari. Tubuh renta yang telah melahirkan enam anak itu pun tidak lagi bersusah payah menggendong bakul jamu kemana-mana. Sudah ada sepeda onthel yang membuat gesit langkahnya, dan selalu siap mengantarkan kemana Mbok Jum pergi.
JALIN MATRA, salah satu dari 14 inovasi di Jawa Timur yang masuk Top 99 Inovasi pelayanan Publik 2016, bisa dikatakan sebagai superhero bagi keluarga miskin. Betapa tidak, hingga saat ini sudah ada 72 ribu ‘Mbok Jum’ yang diberi bantuan melalui Jalin Matra. Sebanyak 72.000 orang telah menerima bantuan dari Jalin Matra melalui penyaringan dengan kriteria khusus.
Ada tiga kegiatan unggulan dalam program Jalin Matra, yaitu bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK) dengan sasaran kepala rumah tangga perempuan, serta program Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2).
Jalin Matra merupakan sebuah inovasi dengan tujuan membantu mendorong ketahanan sosial ekonomi kepala rumah tangga perempuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, dan memotivasi berusaha (need for achivement) dan kemampuan (little skill) dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.
Bantuan dari program ini bersifat semacam hibah, namun tetap dikontrol perkembangannya oleh dinas terkait. Pemerintah daerah setempat memberlakukan syarat kelayakan penerima bantuan.(nrl/HUMAS MENPANRB)