Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja saat membuka wawancara Anugerah ASN kategori The Future Leader di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, (05/11).
JAKARTA – Rangkaian tahapan seleksi Anugerah ASN tahun 2019 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) kategori The Future Leader sampai pada tahap wawancara. Sebelumnya para nomine telah melewati tahap seleksi administrasi, seleksi tiga tahap, dan verifikasi lapangan.
Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja berpesan agar para nomine dapat melewati tahapan wawancara ini dengan memberikan presentasi yang terbaik meskipun hanya diberikan waktu yang terbatas. “Anda sangat terpilih, dari 1.051 kandidat. Pilih yang benar-benar efektif dan efisien di dalam mengungkap masalah,” ujar Setiawan saat membuka wawancara Anugerah ASN kategori The Future Leader di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, (05/11).
Lima nomine terpilih tersebut adalah Susilo Ratnawati dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Anshar dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Aryo Pamoragung dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Aldiwan Haira Putra dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Empat Lawang, dan Didik Ismu dari Kelurahan Tombang Permai Kabupaten Banggai. Kandidat kategori The Future Leader ini disaring dari total 274 usulan ASN dari 72 instansi pemerintah.
The Future Leader adalah kategori baru dalam ajang Anugerah ASN. Kategori ini diperuntukkan bagi ASN berusia dibawah 38 tahun yang memiliki inovasi serta terobosan bagi unit kerjanya. Ikut sertanya kaum muda dalam ajang ini juga sebagai rebranding ASN, menunjukkan bahwa ASN mampu berkompetisi dan tidak kolot.
Pada tahapan wawancara ini, nomine berhadapan dengan enam juri profesional dari berbagai latar belakang profesi. Tim juri terdiri dari Direktur Utama TVRI Helmi Yahya selaku ketua dewan juri Anugerah ASN 2019, Menteri PANRB Periode 2011-2014 Azwar Abubakar, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana, Penulis Senior Maman Suherman, CEO Good News From Indonesia (GNFI) Wahyu Aji, dan Penggiat Digital Literasi Ahmad Nugraha.
Peserta diberikan waktu 30 menit, yakni dua menit untuk menampilkan video pendek tentang inovasi atau inspirasinya, 10 menit untuk melakukan presentasi, dan 18 menit untuk sesi tanya jawab. Pada sesi presentasi, para nomine memaparkan deskripsi tentang inovasi, rencana jangka menengah, dan rencana jangka panjang.
Berbeda dengan wawancara PNS Inspiratif yang lebih condong untuk melihat seberapa besar dampak terobosan atau inovasi yang dihasilkannya terhadap masyarakat, wawancara The Future Leader lebih menekankan pada jiwa kepemimpinan para nomine. Para nomine The Future Leader harus mampu meyakinkan para juri bahwa dirinya memiliki prospek untuk menjadi leader di masa yang akan datang melalui inovasi yang dihasilkannya. Selain itu, dalam sesi tanya jawab tim juri menantang para nomine dengan menanyakan visi ke depan sebagai seorang leader, role model dalam bidang yang ditekuninya, apa yang akan dilakukan agar program atau inovasinya bisa direplikasi oleh daerah lain, dan berbagai pertanyaan yang menguji wawasan kepemimpinan nomine sebagai kandidat The Future Leader. (del/HUMAS MENPANRB)