Suasana dalam tahapan Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2020 hari kesepuluh di Kantor Kementerian PANRB, Jumat (10/07).
JAKARTA – Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020 telah memasuki hari kesepuluh. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berbagai wilayah di Jawa Timur turut meramaikan KIPP 2020 yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) secara virtual pada Jumat (10/07).
Presentasi diawali oleh dua kabupaten di Provinsi NTB yang unjuk gigi atas inovasi dari Dinas Kesehatannya. Kabupaten Bima mengawali tahap wawancara virtual dengan inovasi Gebrak Bimantika (Gerakan Bersama Kabupaten Bima, Anti-stunting, Kekurangan Gizi, dan Anemia). Inovasi yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan kekurangan gizi pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil dengan melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di tingkat kabupaten sampai tingkat desa.
“Adanya gerakan ini telah berdampak pada penurunan stunting yang sangat signifikan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, hingga 2020 angka stunting di Kabupaten Bima turun hingga 24,41 persen,” ujar Kepala Seksi Gizi Dinkes Kabupaten Bima Tita Masitha yang juga inovator Gebrak Bimantika saat presentasi di hadapan para Tim Panel Independen.
Inovasi kedua dari Provinsi NTB datang dari Kabupaten Lombok Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat juga unjuk kebolehan inovasi Aplikasi ‘dr. Sapto Anthro’ Mudah, Cepat, dan Tepat untuk Penilaian dan Pemantauan Pertumbuhan Balita. Aplikasi berbasis Android besutan dokter umum UPT BLUD Puskesmas Sekotong, dr. Sapto Sutardi ini bertujuan untuk menilai status gizi balita dengan cepat, tepat, dan akurat.
Beranjak ke Provinsi Jawa Timur, presentasi dan wawancara dilanjutkan dengan inovasi dari Kabupaten Lamongan. Tani Jago Dilan (Tani Jago Daulat Jagung Indonesia dari Lamongan) menjadi inovasi andalan yang disampaikan oleh Bupati Lamongan Fadeli. Inovasi yang diinisiasi oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan ini memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan jagung. Adanya Tani Jago Dilan rupanya sukses meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pendapatan petani jagung di Lamongan. “Kenaikan pendapatan sebanyak 53 persen, dan hasil panen naik sebesar 38 persen,” tutur Fadeli.
Selanjutnya, giliran Pemerintah Kabupaten Nganjuk yang tampil untuk menyampaikan inovasi Kelink Emas (Konsultasi Kesehatan Terlink Internet Masyarakat) yang dipelopori oleh Puskesmas Sukomoro. Menurut Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan Nur Solekan, inovasi ini berusaha menyediakan wadah bagi masyarakat untuk bisa berkonsultasi dengan petugas kesehatan sesuai kebutuhan, kapanpun dan dimanapun, tanpa harus bertatap muka.
Bupati Malang Sanusi melanjutkan estafet presentasi inovasi di hadapan para TPI dengan inovasi dari Dinas Lingkungan Hidup di wilayahnya. Inovasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen menjadi salah satu inovasi yang masuk ke dalam 15 finalis Kelompok Khusus.
Keunikan yang sangat menonjol dari TPA Sampah Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen ini adalah pemanfaatan gas methane gratis untuk masyarakat sekitar, sebagai sarana yang nyaman, aman, dan asri untuk mengedukasi serta mengubah perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah. “Kami sudah melakukan pengolahan gasnya agar masyarakat tidak lagi menggunakan elpiji. Ini upaya kita untuk menyelamatkan lingkungan hidup Indonesia,” jelas Sanusi.
Berikutnya, Kabupaten Pacitan hadir dengan inovasi Sepatu Kita (Sekolah Dapat Upah Keterampilan Tambah) yang dipelopori oleh SMP Negeri 1 Arjosari. Inovasi ini memberikan fasilitas berupa asrama bagi siswa bermasalah seperti sering terlambat, membolos, dan bahkan putus sekolah yang disebabkan oleh rumah yang jauh ataupun perjalanan ke sekolah yang rawan kecelakaan.
Asrama yang mirip dengan pondok pesantren ini memanfaatkan ruang kelas yang tidak terpakai. Disini, para siswa akan mendapat ilmu agama, berbagai keterampilan berwirausaha, serta belajar bersama di luar jam sekolah. “Efektivitas adanya program ini adalah tidak adanya keterlambatan atau bolos, menumbuhkan jiwa wirausaha, dan mengimplementasikan pendidikan karakter siswa,” imbuh Bupati Pacitan Indartato.
Inovasi selanjutnya dari Provinsi Jawa Timur berasal dari Kabupaten Pamekasan. Inovasi Es Selasih (Edukasi Sayuran Sehat Lahirkan Generasi Hebat) berasal dari rendahnya minat masyarakat dalam menanam sayuran sehat, kurangnya pengetahuan dalam budidaya pertanian, serta minimnya pemanfaatan pekarangan oleh masyarakat.
Untuk itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan cara mengedukasi untuk menanam sayuran sendiri, menggunakan media botol plastik melalui teknik hidroponik. Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, keunikan inovasi ini adalah mengajak masyarakat untuk mulai bercocok tanam dengan menukarkan tiga botol plastik ukuran 1,5 liter dengan dua bibit sayuran.
Kabupaten Tulungagung menjadi penutup pada tahap presentasi dan wawancara KIPP 2020 di hari kesepuluh. Inovasi Laskar (Layanan Syndroma Koronaria Akut Terintegrasi) memudahkan akses pelayanan, kecepatan ketepatan, dan koordinasi tim yang baik dalam pertolongan pertama sehingga dapat menyelamatkan nyawa masyarakat. Laskar memberikan pelayanan mulai pre-hospital, di IGD sampai dengan pemasangan primary Percutaneous Cornary Intervention (PCI). Inovasi yang diinisiasi oleh Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Iskak Tulungagung ini juga termasuk ke dalam 15 finalis Kelompok Khusus. (nan/HUMAS MENPANRB)