JAKARTA - Selama ini, lama waktu tunggu pelayanan dokter menjadi permasalahan di rumah sakit. Tak jarang, pasien harus menunggu berjam-jam untuk berkonsultasi dengan dokter. Permasalahan ini mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekarjo untuk membuat terobosan untuk menjamin dokter datang tepat waktu melalui ‘TeLe ApIK’ atau Teyeng NdeLeng (dapat melihat) antrian pendaftaran lan (dan) poliklinIK.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pronowo mengatakan inovasi TeLe ApIK merupakan pengembangan layanan daring yang sebelumnya pernah ada. “Dahulu sebelum dikembangkan, layanan ini hanya pendaftaran online sekarang ditambahkan fitur janji temu dengan dokter dan rekam medis,” ujarnya saat ditemui dalam Presentasi dan Wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pronowo saat Presentasi dan Wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Kementerian PANRB.
Dampak perbaikan layanan dokter spesialis yang diusung oleh TeLe ApIK dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Kini, para lansia, pasien dengan jarak tempuh jauh, pasien kronis dan pasien dengan waktu sempit sudah bisa mendapatkan kepastian waktu layanan. “Karena TeLe ApIK sekarang masyarakat yang mau berobat bisa memastikan kehadiran dan jadwal praktek dokter. Pasien bisa langsung mendaftar dan juga memilih dokter dalam layanan ini,” tutur Ganjar Pranowo.
Ganjar menjelaskan, lahirnya Inovasi TeLE ApIK tidak hanya ditujukan sebagai solusi permasalahan dan komitmen dokter spesialis di RSUD Margono Soekarjo untuk memulai layanan tepat waktu. Inovasi ini juga mampu menjawab tantangan lain yang dihadapi manajemen rumah sakit daerah maupun pasien seperti masih terpisahnya sistem layanan antrian dengan rekam medik elektronik, lamanya waktu tunggu pemeriksaan pasien di poliklinik (>2 jam) menyebabkan penumpukan jumlah pasien di ruang tunggu poliklinik, hingga rendahnya citra layanan RS pemerintah.
Dampak positif dari lahirnya TeLE ApIK tidak hanya dirasakan manajemen rumah sakit, tetapi juga dirasakan Pemprov Jawa Tengah. Dengan berjalannya inovasi ini, manajemen rumah sakit mendapatkan efisiensi waktu layanan serta adanya jaminan akuntabilitas pelayanan baik yang dilakukan oleh petugas medis, petugas non-medis, dan sumber daya lain di rumah sakit. Sedangkan Pemprov Jawa Tengah, sebagai pemilik rumah sakit daerah, diuntungkan dengan perbaikan citra rumah sakit daerah yang lebih baik. Secara keseluruhan, inovasi ini adalah jembatan penghubung terjalinnya kolaborasi antara dokter, manajemen rumah sakit, pasien, dan pemerintah.
Ganjar menambahkan, inovasi ini sejalan dengan Sustainable Development Goals di bidang kesehatan yakni kesehatan yang baik (Sistem Kesehatan Nasional) untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Kegiatan inovasi yang mendukung tujuan dan target, diantaranya adalah komitmen dokter spesialis tepat waktu memulai pelayanan, transparansi pelayanan pasien rawat jalan, akuntabilitas pelayanan rumah sakit, dan jaminan keamanan dan kenyamanan pasien rawat jalan. “Inovasi ini membuat para dokter spesialis datang tepat waktu, jadi punya komitmen,” tegas ganjar.
Implementasi TeLe ApIK terus dievaluasi secara berkala untuk memastikan penerapannya berjalan dengan baik. Ganjar menjelaskan terdapat sejumlah indikator yang digunakan untuk menguji efektivitas TeLe ApIK. Indikator tersebut diantaranya kedisiplinan jam memulai pelayanan dokter spesialis tepat waktu yakni pukul 08.00 WIB, waktu tunggu pemeriksaan dokter yang dihitung mulai pada saat pasien datang di poliklinik sampai dengan anamnesis/assessment , kemudahan akses pasien memperkirakan waktu pemeriksaan dokter, serta kepuasan masyarakat dengan melakukan survei kepuasan masyarakat oleh tim independen yang kredibel. “TeLe ApIK sudah teruji dua tahun, tapi tetap kita lakukan evaluasi agar inovasi ini selalu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat,” tutupnya. (rum/HUMAS MENPANRB)