Pin It

20190712 Banyuwangi Festival 1

Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat mempersentasikan inovasi pelayanan publik dalam KIPP 2019 di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Jumat (12/07).

 

JAKARTA – Inovasi dalam presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 hari ke-9 didominasi oleh inovasi pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, hingga pemanfaatan potensi daerah. Pemerintah Kota Palembang, Pemerintah Kota Surabaya, Pemerintah Kota Malang, dan Pemerintah Kota Mojokerjo masing-masing membawakan satu inovasi. Sementara, sebanyak empat inovasi dibawakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Presentasi diawali dengan inovasi Sekolah Filial / Layanan Pendidikan Formal Narapidana Anak Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Palembang (SELFI) yang disampaikan Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa. SELFI merupakan program pendidikan formal dalam bentuk Sekolah Kelas Jauh (Filial) yang menginduk ke sekolah terdekat. Program ini bertujuan untuk memberikan hak pendidikan bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) dalam bentuk pendidikan formal.

 

20190712 BREXIT

 

Presentasi selanjutnya disampaikan oleh Walikota Malang Sutiaji yang menyajikan Braille e-Ticket and Extraordinary Access for Visual Dissabilities (Brexit). Brexit merupakan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkualitas, setara, dan berkeadilan bagi kelompok penyandang disabilitas netra dalam empat paket program, antara lain e-Ticket Obat Braille, guiding access, On the Spot Disabilities Health Services, dan penyuluhan kesehatan.

Inovasi ini terbukti berhasil dengan meningkatnya angka kemandirian dalam akses pelayanan kesehatan. Sebelum Brexit diluncurkan, hanya berada di lima persen, meningkat drastis pada tahun pertama hingga 71,06 persen dan 83,11 persen pada tahun kedua. Hal ini diikuti dengan kemandirian penyandang disabilitas netra dalam memahami aturan minum obat dari 3 persen menjadi 74,17 persen di tahun 2017 dan 86,17 persen di tahun 2018.

 

20190712 POSKO PAMAN

 

Giliran Kota Mojokerto tampil dengan inovasi Oke Singkirkan Kesakitan Diare dengan Observasi Pangan Aman, Mencuci Tangan Pakai Sabun dan Air Minum (Posko Paman) yang dipresentasikan oleh Walikota Mojekerto Ita Puspitasari.

Angka penyakit diare yang masih tinggi pada warga Kelurahan Wates membuat Puskesmas Wates menggagas inovasi ini. Posko Paman diimplementasikan dengan melakukan tiga kegiatan, yakni keamanan pangan, cuci tangan pakai sabun, dan air minum aman.

 

20190712 CAK eMUS 1

 

Kota Surabaya turut hadir dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019 dengan membawakan inovasi CAngKrukan entrepreneur MUda Surabaya (CAK eMUS) yang diwujudkan dengan adanya co-working space bernama Koridor. Inovasi ini menciptakan ekosistem yang memberdayakan para kreator, inovator, dan entrepreneur lokal untuk menciptakan inovasi yang mampu bersaing di tingkat global. Inovasi yang dibawakan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini ini memiliki tujuan memberdayakan anak muda di Surabaya dengan fasilitas dan akses yang mumpuni.

Kurangnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi anak muda di Surabaya menjadi permasalahan yang mendorong dibuatnya Koridor ini. Kesulitan yang dihadapi Risma adalah mengubah pola pikir pencari kerja menjadi wirausahawan. “Mindset awal mereka bekerja, kita harus mengajarkan mereka wirausaha. Ternyata dengan contoh beberapa yang sudah berhasil mudah sekali menarik yang lainnya,” terang Risma.

Lebih lanjut, Risma berharap dengan hadirnya inovasi CAK eMUS, anak muda di Surabaya bisa berwirausaha dengan memanfaatkan kemudahan teknologi dalam industri 4.0. “Harapan saya mungkin ini bisa untuk anak-anak Surabaya yang lain tergerak, bisa jadi wiraswasta baru karena ruang bukan jadi suatu batasan lagi. Semua bisa ditempuh dalam industri 4.0 ini,” pungkasnya.

Usai inovasi dari Kota Surabaya, empat inovasi diperkenalkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yakni Banyuwangi Festival, Banyuwangi Mall, Calon Harapan Insan Penghuni Surga - Prioritas Melayani dan Solusi Nasib Keluarga Miskin (CHIPs, PRIMADONA KAMI), dan Memuliakan Lansia Miskin Terlantar Sebatangkara (Rantang Kasih).

 

20190712 Banyuwangi Mall

 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas selaku presenter memaparkan bahwa Banyuwangi Festival yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hadir untuk mengubah citra negatif Banyuwangi menjadi kota festival. Banyuwangi Festival menjadi alat untuk konsolidasi budaya, kondolidasi perilaku, konsolidasi infrastruktur, dan konsolidasi ekonomi.

Banyuwangi Mall mendorong Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) lokal melalui pengembangan pemasaran produk secara online. Jenis produk yang dihasilkan mulai dari batik, fesyen, kerajinan tangan, makanan olahan, aksesori, souvenir, dan furnitur.

Sedangkan inovasi CHIPs, PRIMADONA KAMI merupakan inovasi yang digagas oleh Puskesmas Sempu dengan memberikan pelayanan kepada keluarga miskin yang selama ini banyak mengalami hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan karena keadaan geografis. CHIPs berbagi peran dengan dokter sebagai pelayan dan pengemudi pencari informasi warga miskin yang sakit. Sehingga bila ada laporan, mereka akan mendatangi ke rumah warga tersebut.

 

20190712 Rantang Kasih

 

Inovasi terakhir yang dipresentasikan adalah Rantang Kasih berupa bantuan makanan bergizi bagi lansia miskin terlantar sebatangkara setiap hari. Banyuwangi telah membangun aplikasi jalin kasih berbasis geospasial yang berisi titik-titik lokasi penerima rantang kasih. Sekurang-kurangnya ada 109 penyedia Rantang Kasih menyebar diseluruh Banyuwangi. Dengan adanya layanan ini, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat semakin terjalin erat, meningkatkan rasa empati/kepedulian terhadap masyarakat. Anas menjelaskan bahwa inovasi dari Banyuwangi tidak hanya mendukung kemajuan daerah, namun juga diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan sosial. “Harapan kami disamping soal kemajuan ada soal-soal sosial yang harus tertangani sebagai bentuk hadirnya negara karena kurang optimal jika daerah maju, pendapatan tinggi tapi soal sosial tidak tertangani,” tutup Anas. (clr/HUMAS MENPANRB)