JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil mengubah citra daerahnya dari 'kota santet' menjadi kota festival. Melalui program Banyuwangi Festival, sektor investasi meningkat pesat. Hal ini terbukti dari tumbuhnya destinasi wisata baru setiap tahun, pesatnya pembangunan hotel berbintang 3 ke atas, homestay meningkat secara drastis, meningkatanya partisipasi, serta kegiatan masyarakat di sektor pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.
Banyuwangi Festival bukan hanya sekadar pariwisata, tapi juga menjadi cara bagi Kabupaten Banyuwangi untuk menggerakkan berbagai hal. “Ini menjadi instrumen bagi kami untuk menggerakkan banyak hal, tradisi, lalu menggerakkan banyak orang untuk berpartisipasi dan sekaligus mendorong kolaborasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Hadirnya Banyuwangi Festival memberi dampak positif bagi Kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan wisatawan yang meningkat dari 670 ribu pada tahun 2010 menjadi 5,2 juta pada tahun 2018, meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat dari 20 juta perorang pertahun pada tahun 2010 menjadi 45 juta perorang pertahun pada tahun 2017, selaras dengan penurunan kemiskinan dari 20,09 persen pada tahun 2010 menjadi 7,80 persen di tahun 2018.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kementerian PANRB
Inovasi Banyuwangi Festival ini berawal dari identifikasi potensi alam dan budaya yang besar di Kabupaten Banyuwangi. Potensi itu dianggap mampu menggerakan seluruh sektor pembangunan berbasis pariwisata dan merupakan cara dan strategi pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Inovasi ini juga merupakan alat untuk konsolidasi budaya, kondolidasi perilaku, konsolidasi infrastruktur dan konsolidasi ekonomi.
Azwar berkomitmen fokus pembangunan di Banyuwangi adalah pariwisata salah satunya melalui festival ini. Dimulai sejak tahun 2012 dengan 12 even, Banyuwangi Festival saat ini berkembang menjadi 99 even yang terdiri dari even olah raga, adat, seni dan budaya, kuliner, keagamaan, fashion yang jadwal pelaksanaannya telah ditetapkan awal tahun.
Selain itu, inovasi ini sebagai motor penggerak seluruh sektor pembangunan dan menjadikan sarana konsolidasi Satuan Kerja PERANGKAT Daerah (SKPD), para stakeholder dan masyarakat. "Sehinga memberi dampak tumbuhnya sinergitas program pembangunan antar stakeholder dan masyarakat serta tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menggali potensi daerah yang dikembangkan di sektor pariwisata," ungkap Azwar.
Pada tahun 2016, inovasi ini berhasil menjadikan Kabupaten Banyuwangi menjadi juara dunia kategori Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan di Bidang Pariwisata Terbaik Sedunia versi Badan Pariwisata PBB UNWTO Awards. Pada tahun 2018 Kementerian Pariwista menobatkan Kabupaten Banyuwangi dinobatkan sebagai kota festival terbaik di Indonesia. Saat ini jadwal Banyuwangi Festival juga dapat download di Aplikasi Play Store HP Android.
Saat ini Banyuwangi Festival sudah menjadi inspirasi wilayah lain. Dalam kurun waktu tiga tahun dimulai dari tahun 2015 hingga tahun 2018, lebih dari 47 ribu orang dari berbagai instansi baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia telah mengunjungi Banyuwangi untuk studi banding atau tiru. (fik/HUMAS MENPANRB)