Pin It

20160527 PGRI 6

Wapres Jusuf Kalla didampingi Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi dan Plt. Ketua PGRI Unifah R bersama peserta Dialog Nasional PGRI, Jumat (27/05)

 

JAKARTA - Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla (JK) menggarisbawahi pentingnya peran guru dalam meningkatkan pembangunan dan perekonomian bangsa. JK mengatakan bahwa, capaian bangsa untuk menjadi makmur, tolak ukurnya adalah mutu pendidikannya.

Oleh karena itu, pendidikan menjadi pusat dari segala perubahan, termasuk perubahan perekonomian bangsa. Karena pendidikan menjadi pusat, maka guru sebagai pendidik harus mengikuti perubahan. Pasalnya, ilmu bersifat dinamis, maka guru harus dapat meningkatkan kemampuan diri.

Salah satunya, mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Karena, membangun ekonomi industri tentu berhubungan dengan teknologi, meksipun teknologi tidak dapat menggantikan posisi guru. "Hampir semua bangsa melakukan upaya untuk meningkatkan ekonomi bangsa, dan pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk mencapai perubahan itu," ujar JK dalam Dialog Nasional Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Gedung PGRI Jakarta, Jum'at (27/05).

Dalam acara yang bertajuk Memajukan Pendidikan Nasional dan Peningkatan Peran PGRI Di tengah Perubahan, yang diselenggarakan PGRI, JK  didampingi Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi.

Lebih lanjut Wapres mengatakan, pemerintah Indonesia telah menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, namun besaran dari persentase tersebut tergantung pada kondisi keuangan negara. "Anggaran pendidikan akan besar jika ekonomi tumbuh," kata JK.

Pernyataan  tersebut juga untuk menjawab aspirasi PGRI tentang bagaimana memperbaiki mutu dan kesejahteraan guru. "Ini adalah sebuah rantai bahwa perkembangan ekonomi digerakkan produktivitas, produktivitas didukung teknologi, teknologi didapatkan dari pendidikan. Pendidikan siapa yang menentukan? Guru," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia mengimbau para guru untuk dapat bersyukur dengan gaji dan tunjangan yang ada saat ini karena jika APBN meningkat maka nilai dari anggaran 20 persen itu juga akan meningkat.

Lebih lanjut lagi, Wapres meminta para guru untuk menyesuaikan diri dengan alam ilmu yang berkembang. Diakui pendidikan guru memang jauh lebih baik dari puluhan tahun lalu. Dimana saat ini guru rata-rata memiliki jenjang pendidikan sarjana. Kendati demikian, guru berpendidikan saja tidak cukup. Menurut Wapres, untuk membangun pendidikan memang harus didukung oleh sistem dan sarana.

Dari segi sistem, pemerintah berupaya melakukan pembaharuan dibidang kurikulum.“Makanya ada istilah ganti menteri ganti kurikulum. Memang itu harus kita lakukan agar pendidikan kita tidak tertinggal,” lanjutnya.

Sedang dari segi sarana, JK mengakui bahwa masih ada gedung sekolah yang rusak. Tetapi jumlahnya paling hanya satu atau dua sekolah saja. Rata-rata gedung sekolah sudah lebih baik dibanding 10 tahun lalu.

Wapres berharap ditengah keinginan guru untuk meningkatkan kesejahteraan, guru tetap harus berupaya meningkatkan kualitas diri. Sebab tantangan yang harus didapat generasi mendatang jauh lebih berat dan menjadi tugas guru untuk bisa menyiapkan siswa didik menjadi generasi berkualitas.

Pada kesempatan tersebut, Plt Ketua Umum PGRI, Unifah R, mengatakan bahwa PGRI telah lama menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun pendidikan nasional. Karena itu hendaknya pemerintah memberikan perhatian lebih baik kepada guru.

Salah satu yang diinginkan guru adalah agar tunjangan profesi melekat secara otomatis pada gaji. Sebab selama ini proses pencairan tunjangan profesi guru sering berbenturan dengan aturan berbelit-belit dan waktu yang lama.

Sementara itu usai dialog nasional pendidikan, Menteri PANRB mengungkapkan bahwa Kementerian PANRB memberikan perhatian serius terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui dukungan pengadaan guru yang berkualitas.

"Saat ini kita tengah moratorium pegawai, namun untuk formasi guru kita kecualikan. Ini sebagai bukti komitmen pemerintah terhadap pendidikan. Kita berikan prioritas terutama untuk guru garis depan yang nantinya akan ditempatkan di tempat terluar, terdepan dan tertinggal," ujar Yuddy.

Dialog Nasional PGRI 2016 ini dihadiri oleh pengurus PGRI seluruh Indonesia dalam rangka perayaan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei. (ajg/HUMAS MENPANRB)