JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengungkapkan, kepemimpinan (leadership) sangat penting dalam menjadikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional dan pelayanan. Pimpinan harus mampu memandu organisasi untuk melaksanakan operasional Badan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Menteri Yuddy saat menjadi keynote speech dalam acara Executive Development Program yang diadakan oleh BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis (29/10). “Perlu tindakan konkrit dari pimpinan agar organisasi senantiasa menjaga etos kerja dan semangat kerja bagi pelaksana di dalamnya, karena hal tersebut merupakan bagian dari revolusi mental yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” ujarnya.
Menurut Yuddy, pimpinan harus menanamkan niat dalam diri masing – masing, mengamalkan ajaran agama dengan benar sehingga ada semangat baru yang dapat segera dilakukan.
Pertama, harus melakukan introspeksi diri di kalangan organisasi, prinsip – prinsip budaya bangsa dan budaya negara harus dipertahankan. Kedua, BPJS Ketenagakerjaan harus mempunyai manajemen yang siap melayani kapan pun dan di manapun, dengan mengambil inisiatif dan aktif untuk memberikan pelayanan kepada peserta tanpa gembar – gembor, bersih dan melayani tanpa ada pungutan.
Ketiga, BPJS Ketenagakerjaan harus bisa menggenggam Indonesia, bukan hanya peserta yang di perkotaan namun juga peserta di pedesaan sehingga pelayanan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Keempat, BPJS Ketenagakerjaan merupakan suatu institusi yang berdiri kokoh di atas fondasi ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi yang dikuasai oleh segelintir orang.
“Sudah saatnya birokrasi kita merubah pola pikir, dari yang awalnya dilayani menjadi birokrat yang melayani rakyat. Jadi, jika ada warga di Kecamatan atau Kelurahan yang ingin mengurus surat – surat, aparatur sipil ini tidak bisa lagi berpura – pura tidak melihat. Ini budaya melayani, inisiatif untuk melayani orang lain tanpa banyak beretorika dan manfaatnya akan sangat dirasakan,” kata Yuddy. (ns/HUMAS MENPANRB)