Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi menyalakan api sebagai lambang semangat di Akadami Kepolisian (AKPOL) Semarang, Jumat (29/04).
SEMARANG - Melihat pekerjaan polisi yang semakin kompleks, dan kejahatan-kejahatan yang semakin hari semakin canggih saja dalam melakukan aksinya. Oleh karena itu perlu adanya teknologi baru yang digunakan polisi kedepannya.
Hal ini disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi dalam kuliah umum di Akademi Kepolisian (AKPOL), Semarang, Jumat (29/04). "Untuk dapat mengatasi problema yang semakin kompleks, Polri bisa merekrut orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengingat wajah dan tidak akan melupakannya, robot yang dikendalikan oleh manusia yang dijadikan lini depan pertempuran, digital autopsy, corneal imaging, Quick DNA Profiling, 3D-ID, NYPD2020," ujarnya.
Perkembangan teknologi informasi berkembang sangat pesat. Menteri Yuddy menekankan polisi haruslah mengantisipasinya dengan hukum yang mengaturnya, dimana kepolisian merupakan lembaga aparat penegak hukum yang memegang peranan penting di dalam penegakan nilai-nilai dasar Tribrata dan Catur Pasetya.Sebab tanpa adanya hukum yang mengatur dan lembaga yang menegakkan maka dapat menimbulkan kekacauan didalam perkembangannya.
Tahun 2016 ini POLRI memiliki dua inovasi yang masuk dalam TOP 99 SINOVIK yakni Panic Button on Hand, Polres Malang Kota dan SKCK Keliling Unit Pelayanan Satuan Intelkam, Polres Aceh Besar. "Inovasi itu tidak terlepas dari peran Teknologi Informasi, oleh sebab itu kita harus intens lagi mengenal Teknologi Informasi terutama di jajaran kepolisian," imbuhnya.
Pendekatan Pendidikan melalui metode pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan inilah yang akan membentuk sikap mental menuju karakteristik Polisi Sipil dengan nilai-nilai dasar Tribrata dan Catur Prasetya. Dengan metode ini dapat mendorong kedewasaan dalam membina kemampuan akademis sehingga dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu kepolisian serta kemampuan memecahkan permasalahan.
Dalam era MEA ini, aparatur negara harus berperan dan mampu mempengaruhi ekonomi ASEAN itu sendiri.Untuk itu, peran birokrasi yang bersih, efisien dan melayani sangatlah penting. "Birokrasi harus mampu menjadi katalisator perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Setiap aparatur negara harus mampu menjadi contoh dan teladan di lingkungannya masing-masing untuk menyongsong berbagai perubahan tersebut," ujarnya.
Menteri Yuddy berpesan supaya para taruna AKPOL yang akan menjadi aparatur negara terus belajar. Pendidikan akan membantu anggota kepolisian memperoleh kompetensi dalam kemahiran (skill) dan kemampuan (abilities) yang dibutuhkan dalam profesinya. "Teruslah belajar, tingkatkan kompetensi guna perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan di masa mendatang," ujar Yuddy. (rr/HUMAS MENPANRB)