(Foto : Setkab RI)
PADANG- Presiden Joko Widodo memerintahkan aparat kepolisian untuk mengejar dan mengungkap jaringan di balik kasus bom bunuh diri yang terjadi di halaman Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (05/07). "Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengejar jaringannya dan mengungkap yang terkait bom bunuh diri di Mapolresta Solo," kata Jokowi di sela-sela kunjungannya di kota Padang, Sumatea Barat, Selasa pagi.
Menyinggung kasus bom bunuh di Medinah, Baghdad, Bangladesh dan Turki, Presiden mengatakan aksi kekerasan atas nama apapun tidak bisa dibenarkan dan harus dikutuk. "Tidak bisa yang namanya toleransi terhadap hal seperti itu apapun, apalagi ini di masjid Nabawi," kata Presiden Jokowi.
Bom bunuh diri telah terjadi di halaman Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (05/07) pada pukul 7.45 WIB. Satu orang yang diduga pelaku tewas di lokasi kejadian. Satu anggota polisi yang berjaga mengalami luka akibat ledakan tersebut.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono menceritakan via telepon kejadian tersebut. Pengendara sepeda motor menerobos penjagaan di Mapolres Surakarta. Anggota provost mengejar kemudian pelaku meledakkan dirinya.
Presiden kemudian mengatakan, atas nama rakyat Indonesia, dirinya mengucapkan rasa duka mendalam bagi para korban, keluarga dan pemerintah Arab Saudi. Presiden juga meminta masyarakat Indonesia tetap tenang sekaligus waspada. "Tidak perlu takut menghadapi teror," kata Jokowi.
Atas kejadian yang terjadi pagi tadi di Solo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berpesan bahwa seluruh Aparatur Negara membantu aparat keamanan untuk menciptakan suasana lebaran yang tenang penuh kegembiraan.
"Saling berkoordinasi dan meningkatkan kerjasama antar instansi. Mari kita perbaiki dan tingkatkan kualitas pelayanan publik. Buktikan bahwa Negara hadir setiap saat di tengah kehidupan rakyatnya," ujarnya. Hingga kini, kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait ledakan itu. Lokasi diberi garis police line. (rr/HUMAS MENPANRB)