Former Minister of Personnel Management of the Republic of Korea Pan Suk Kim saat menjadi pembicara dalam FGD di Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu (24/07)
JAKARTA – Percepatan karier Aparatur Sipil Negara (ASN) harus ditentukan oleh kompetensi. Setiap jabatan harus diisi dengan ASN yang memiliki latar belakang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan tersebut. Kedekatan antara pegawai dengan atasan kini sudah tidak berlaku lagi.
Profesor of Public Administration, College of Government and Business, Yonsei University, South Korea, Pan Suk Kim menyebutkan dahulu atasan senang saat bawahannya loyal dan mendengarkan perintah, namun sekarang kompetensi membantu seseorang untuk memperoleh promosi. “Kini loyalitas tidak menjamin promosi, kecuali Anda menunjukkan kompetensi,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Kementerian PANRB, Rabu (24/07).
Untuk meningkatkan kompetensi ASN, Pemerintah Korea Selatan memberlakukan pelatihan bagi pegawainya. Pegawai baru mendapatkan pelatihan selama 100 hari, sementara pegawai senior akan mendapatkan pelatihan jangka panjang. Pejabat yang berkinerja tinggi dapat dikirim ke luar negeri untuk mengikuti program magang di organisasi internasional, seperti Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan United Nations Development Programme (UNDP) selama dua sampai tiga tahun.
Dikatakan, selain peningkatan kompetensi, mengumpulkan rekam jejak dan latar belakang juga sangat penting dilakukan demi menjaga integritas ASN. Sebagai contoh, terdapat sebuah unit independen, yakni Bureau of Talent Information and Acuisition dalam Kementerian di Korea Selatan yang bertugas mengumpulkan informasi pribadi dan performa menteri serta sentimen masyarakat di media massa yang nantinya akan dilaporkan kepada pejabat terkait dalam bentuk laporan.
Pan Suk Kim yang pernah menjabat sebagai Minister of Personnel Management of the Republic of Korea tahun 2017-2018 ini juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia karena memberikan perhatian pada manajemen talenta. Ia berharap Indonesia dapat mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya manajemen talenta, terlebih dengan potensi sumber daya manusia Indonesia yang melimpah. “Pemerintah Indonesia dibanding negara lain memberikan perhatian lebih pada isu manajemen talenta, sebisa mungkin dengan ini mampu mempertahankan kinerja ASN yang tinggi,” tutup Pan Suk Kim. (clr/HUMAS MENPANRB)