Pin It

20180808 Lipsus Top 99

 

JAKARTA – Tingginya angka gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Papua menuntut polisi bergerak cepat merespon laporan masyarakat. Menjawab tantangan itu, Polda Papua melalui Polres Jayapura mensinergikan komunitas masyarakat dalam inovasi yang dinamakan Rumah Masyarakat Papua Penuh Damai (RM Papeda). Inovasi dari Polres Jayapura ini berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018.

Irjen Pol. Boy Rafli Amar, yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua menjelaskan, inovasi ini dibangun untuk meningkatkan komunikasi antar masyarakat, kepolisian, dan stakeholder lainnya. Keterhubungan banyak pihak itu dibangun dengan frekuensi kamtibmas yang mengintegrasikan radio Handy Talkie (HT). “HT dari komunitas masyarakat itu terhubung dengan radio Polres Jayapura dan stakeholder lainnya,” jelas Boy dalam acara presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 di Kemenetrian PANRB.

Sejak 2015 hingga 2017, terjadi peningkatan persentase penyelesaian masalah melalui RM Papedda. Pada 2015, ada 41,2 persen masalah yang direspon dan 70,2 persen yang sudah diselesaikan. Meningkat di tahun 2016, menjadi 45,2 persen respon dan 75,6 persen penyelesaian masalah. Di tahun 2017, terjadi peningkatan drastis menjadi 60,5 persen respon, serta 91 persen penyelesaian masalah. “Waktu respon meningkat 50,5 persen, dan 10,4 persen meningkatnya penyelesaian kamtibmas,” jelas Boy.

Sejumlah instansi yang terkait dengan sistem ini diantaranya adalah Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemadam Kebakaran, dan sejumlah unit lainnya. Integrasi banyak pihak ini memungkinkan respon petugas lebih cepat. Respon ini juga disesuaikan dengan prioritas dan urgensinya masing-masing.

Dijelaskan, ada lima komponen utama dalam program RM Papeda ini. Pertama ialah Frekuensi Kamtibmas, yakni frekuensi radio dua arah yang dialokasikan khusus sebagai sarana untuk digunakan dalam memberikan semua informasi penting terkait situasi di wilayah masing-masing.

 

20180905 inovasi Polres Jayapura

Irjen Pol. Boy Rafli Amar, yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua, didampingi Kapolres Jayapura dan Bupati Jayapura  menyalami Tim Panel Independen usai presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 di Kementerian PANRB

 

Komponen kedua adalah Patroli RM Papeda yang merupakan patroli rutin kamtibmas untuk memantau situasi wilayah serta merespon dan melayani masyarakat. Komponen ketiga, yakni Public Address Mobile, yakni upaya preventif berupa imbauan, informasi kebijakan pemerintah, dan pesan-pesan kamtibmas dengan menggunakan pengeras suara yang dipasang di kendaraan bermotor Polres Jayapura.

Selanjutnya, adalah Duta RM Papeda, yaitu tindak lanjut guna memberikan efek jera kepada pelaku gangguan kamtibmas dan kejahatan yang berupa tindak pidana ringan. Para pelaku dijadikan Duta RM Papeda untuk menyampaikan pesan-pesan kamtibmas kepada masyarakat. Komponen terakhir adalah Siar RM Papeda, yaitu follow up dari berbagai informasi yang didapat dari Frekuensui Kamtibmas.

Sejauh ini, masalah yang sering ditangani adalah konflik tanah, pertikaian masyarakat, dan konsumsi minuman keras yang berdampak pada perilaku sosial. “Ini yang sering kita respon cepat,” imbuhnya.

Keunikan lain inovasi ini, menurut Boy, adalah adanya ‘rumah’ untuk berbagai suku, ras, agama, dan budaya sehingga menciptakan kerukunan serta mempermudah dalam penyelesaian masalah. RM Papeda juga dinilai mandiri, karena tidak bergantung terhadap penyedia layanan telekomunikasi.

Untuk keberlangsungan inovasi ini, sudah ada sejumlah instansi pemerintah yang belajar dengan Polres Jayapura. Pada Mei 2018, sudah dilakukan sosialisasi di Distrik Nimboran dan Nimbokrang. Untuk tahun 2019, Kab Keerom dan Kota Jayapura akan mensinergikan RM Papeda dengan instansi di wilayahnya masing-masing.

Kemudian, untuk menyukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020, Polreslain yang memiliki karakteristik yang sama dengan Polres Jayapura akan mereplikasi prorgam ini. Jangka panjangnya adalah replikasi polres di luar wilayah Polda Papua yang memiliki karakteristik sama.

RM Papeda ini, menurut Boy, cocok bagi polres yang belum mampu mengembangkan command center panic button atau inovasi berbasis IT lainnya. “Teknologi ini sederhana, murah dan mandiri. Tepat digunakan di wilayah yang infrastrukturnya belum maju, seperti di polsek atau polres wilayah pegunungan,” tandas jenderal bintang dua ini. (don/HUMAS MENPANRB)