BANDUNG - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi menekankan pentingnya melakukan reformasi Aparatur Sipil Negra (ASN) guna mewujudkan good governance dan clean government. Hal itu diungkapkan saat memberikan orasi bertema 'Reformasi Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif, Efektif, Dan Akuntabel' dalam Wisuda ke-XXXIV STIA LAN di Bandung, Selasa (27/10).
Dikatakan, target pemerintah dalam tiga tahun mendatang adalah mengubah dari birokrasi berbasis peraturan (rule based bereaucracy) menjadi birokrasi yang berbasis kinerja (performance based bureaucracy). Selanjutnya pada tahun 2025 Indonesia dapat mencapai tata kelola yang dinamis, yang ditandai dengan ide-ide dan persepsi baru, peningkatan terus menerus, aksi cepat, adaptas yang fleksibel dan inovasi. "Hal tersebut membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas," kata Menteri yang juga Guru Besar FISIP Universitas Nasional Jakarta ini.
Menurut Yuddy, untuk mencapai cita-cita tersebut, SDM harus memiliki tiga kemampuan kognitif, yaitu mampu berpikir antisipatif, reflektif, dan inovatif. Namun untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik, juga diperlukan penegakkan supremasi hukum. "Menjadi sebuah tantangan ketika sebuah negara masih berhadapan dengan permasalahan keterbatasan pemenuhan kebutuhan sumber daya, khususnya kebutuhan sumber daya manusia yang tidak hanya terbatas pada kuantitas, tapi juga kualitas," ujar Yuddy.
Oleh karena itu, reformasi di bidang manajemen SDM aparatur dan ASN sangat diperlukan agar menjadi lebih profesional, transparan sesuai kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang. "Reformasi di manajemen ASN itu mutlak. ASN berperan penting untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang berbasis kinerja," katanya.
Wisuda ke-XXXIV ini meliputi 270 wisudawan dan wisudawati yang terdiri dari 186 wisudawan sarjana dan 86 wisudawan magister. Mereka berasal dari berbagai Kementerian, Lembaga, pemda, BUMN, BUMD, TNI dan POLRI dari 14 provinsi di Indonesia
Ketua STIA LAN Bandung, Dedi Mulyadi, berharap bahwa para wisudawan dan wisudawati ini nantinya akan menjadi agen-agen perubahan yang menjadi bagian dari program revolusi mental pemerintah setelah mengenyam pendidikan dan pembelajaran dari STIA LAN Bandung. Mereka diharapkan bisa memberikan implikasi positif dari penerapan ilmu administrasi yang selama ini digali. Optimisme tersebut disampaikannya setelah tercatat adanya peningkatan tren nilai indeks akademik secara komulatif pada tahun ini.
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo Wahyu Utomo, yang datang mewakili Kepala LAN menyampaikan pesan dari Kepala LAN bahwa momentum wisuda tersebut memberikan darah segar untuk memperbaiki administrasi negara yang dibuktikan dengan potensi akademik dan kemampuan yang dibuktikan dari nilai akademik para wisudawan.
Selain itu, dikatakannya juga bahwa kondisi negara saat ini membutuhkan profesionalitas dari para aparatur sipil negara (ASN) untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang serta memperbaiki SOP yang membutuhkan penekanan secara khusus. "Saat ini setting negara kita berada dalam situasi yang membutuhkan sentuhan cerdas dari ASN untuk merespon tantangan yang semakin berat dari masalah klasik, seperti indeks korupsi yang sulit ditekan. Indeks kompetitif birokrasi yang masih lemah juga membutuhkan SOP yang butuh penajaman dan penekanan dari ASN," ujarnya. (ris/HUMAS MENPANRB)