Menteri Syafruddin dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim), di Tangerang, Kamis (01/11).
TANGERANG - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin menegaskan bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting dalam rangka menyambut Revolusi Industri 4.0 yang kian dekat.
“Saya mengapresiasi Kementerian Hukum dan HAM yang berupaya menghadapi Revolusi Industri 4.0, melalui pembangunan gedung bagi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim) yang merupakan wujud menghadapi tantangan tersebut,” ujarnya dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Imigrasi (Poltekim), di Tangerang, Kamis (01/11).
Menteri Syafruddin menilai zaman seperti saat ini, Lembaga Pemasyarakatan membutuhkan penguatan SDM baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut disebabkan kejahatan dan penghuni lapas yang kian banyak jumlahnya, selain itu tantangan lain para petugas dilapangan dihadapkan dengan karakter warga binaan yang beragam dann jenis kejahatan yang mengikuti perkembangan dunia modern.
Tantangan yang sama juga dihadapi para petugas imigrasi mengingat luas wilayah perbatasan Indonesia yang sangat panjang. Selain itu, penguatan SDM perlu dilakukan untuk menjaga batas-batas negara yang kian kabur, yang tidak hanya dilakukan oleh TNI dan Polri namun juga oleh Imigrasi.
Oleh sebab itu, kehadiran taruna Poltekip dan Poltekim sangatlah signifikan dalam mendorong pembangunan SDM yang makin berkualitas guna menghadapi berbagai tantangan tersebut.
Senada dengan hal tersebut Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut bahwa pembangunan gedung bagi sekolah kedinasan instansi yang dipimpinnya merupakan sebuah visi besar yang tidak dibangun untuk setahun maupun dua tahun saja, melainkan untuk jauh kedepan sebagai bentuk prediksi tantangan ke depannya.
“Membangun gedung bagi Poltekim dan Poltekip tidak hanya untuk visi setahun atau dua tahun, tapi jauh ke depan. Bagaimana merancang SDM di Imigrasi yang berhadapan dengan tantangan besar, dan Polketip yang melahirkan ASN dengan tantangan warga binaan yang jenis kriminalitasnya berbeda-beda,” katanya.
Menurutnya, dengan sarana yang mendukung harus diimbangi dengan kurikulum yang tepat dengan mengikuti perkembangan zaman. Kurikulum yang diberikan kepada para taruna harus berbasis teknologi sebagai respon kemajuan zaman, sehingga diharapkan dapat melahirkan SDM yang baik, yang dapat membawa kemajuan bangsa. (byu/HUMAS MENPANRB)