Pin It

20150724 Imigrasi Potret Anak Kecil
JAKARTA
- Kantor Imigrasi merupakan salah satu kantor yang kerap menjadi tempat tujuan Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi melakukan inspeksi (silaturahmi) mendadak. Menurut Yuddy, kantor imigrasi merupakan satu leading sector pelayanan publik. "Kantor imigrasi adalah leading sector dari pelayanan publik. Di sini kita bisa melihat apakah masyarakat puas atau tidak dengan pelayanan yang diberikan," kata Yuddy, Jumat (24/7).

Oleh karena itu, setiap melakukan peninjauan, kantor imigrasi selalu menjadi sasaran kunjungan kerjanya. Seperti yang dilakukan saat silaturahmi Idul Fitri. Pada hari pertama pasca libur lebaran, salah satu institusi yang dikunjungi Yuddy adalah Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Hari kedua, Kamis, Yuddy juga menyabangi Imigrasi Jakarta Barat, yang dilanjutkan pada hati ketiga ke Imigrasi Jakarta Pusat.

Saat di Jakarta Selatan, suasana relatif sepi.  Pengunjung yang  biasanya mencapai 360 orang, hari itu nomor antrean hanya sekitar 190 orang yang datang untuk mengurus paspor. Namun, Yuddy mengapresiasi karena pelayanan di kantor tersebut tetap berjalan dengan baik. "Meski ada yang masih cuti, tetapi pelayanan tetap berjalan dengan baik. Ini karena pimpinan mengatur cuti pegawainya dengan baik," ujar Yuddy.

Hari kedua, Yuddy mengunjungi Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Berbeda dengan di Jakarta Selatan, di sini banyak kejadian yang dialami oleh Guru Besar dari Universitas Nasional tersebut, salah satunya menanggapi komplain dari masyarakat mengenai pelayanan pembuatan paspor yang terlalu lama.

Sesaat setelah tiba di Kantor Imigrasi Jakarta Barat, Kamis (23/7), seorang warga yang bernama Lie Andri langsung mengadu kepada Menteri. Dia mengaku sudah tiga hari mengurus perpanjangan paspor, namun belum jadi juga. "Tolong dibantu pak. Masa sudah tiga hari saya mengurus perpanjangan paspor hingga saat ini belum jadi juga. Masa setiap hari harus seperti ini terus pelayanannya," kata Lie.

Tidak hanya Lie, beberapa warga yang mengurus paspor di kantor imigrasi Jakarta Barat juga mengeluhkan mengenai kode nomor urut yang dianggap membingungkan. Selain itu, sikap petugas yang terkadang judes pun kerap membuat situasi di kantor tersebut menjadi panas.

Cerita serupa juga terjadi di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat yang dikunjungi Yuddy pada hari ketiga setelah libur lebaran. Begitu tiba, Yuddy langsung disambut oleh pemandangan orang-orang yang sedang mengantri untuk membuat paspor. Yuddy pun meninjau ruang untuk foto.

Di tempat itu, dia sempat menyapa seorang anak yang ingin membuat paspor. "Mau pergi kemana? Di sini sama siapa?," kata Yuddy. "Sama papa," kata anak tersebut. Selain itu, Yuddy juga menyapa yang sedang menunggu giliran.

Ibu Mira, seorang warga yang ingin mengganti paspor dengan e-paspor, mengaku sudah mengantri sejak pukul 05.00 WIB, namun sampai saat ini nomor urutnya belum juga dipanggil. "Saya sudah datang dari jam 5 subuh dan saya dapat nomor urut 64, tetapi saat ini belum dipanggil juga. Ini harus segera dibenahi, karena kasihan orang-orang yang sudah datang jauh-jauh tapi harus rela menunggu lama," kata Mira.

Tidak hanya Mira yang mengalami nasib seperti itu, ada pula seorang ibu yang tidak ingin disebutkan namanya itu, harus rela menunggu selama 3 hari untuk mengurus paspor. Bersama anaknya yang masih balita, ibu itu pun mengadu ke Menteri Yuddy. Yuddy tak tinggal diam, dan menginstruksikan Kepala Imigrasi Jakarta Pusat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu, seperti yang membawa anak kecil. "Tolong bagi ibu-ibu yang membawa anak untuk diprioritaskan," kata Yuddy.

Menurut Yuddy, kantor imigrasi bisa menjadi tolok ukur penilaian, apakah rakyat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh aparatur sipil. "Kunjungan seperti ini untuk memastikan pelayanan menjadi lebih baik. Jadi orang-orang yang datang untuk mendapatkan pelayanan sudah menjadi kewajiban aparatur sipil untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya," kata Yuddy. (ns/HUMASMENPANRB)