Pin It

JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar mengatakan, dampak reformasi birokrasi mulai terasa di lingkungan pemerintahan maupun masyakarat, khususnya stakeholders. “Seiring dengan itu meningkat pula harapan terjadinya perubahan mewujudkan birokrasi yang bersih, mampu dan melayani,” ujarnya saat melantik  tujuh pejabat eselon I, II, III dan IV di lingkungan Kementerian PAN dan RB di Jakarta, Jumat (08 Juni 2012).

Pejabat eselon I yang dilantik adalah Rini Widyantini, yang sebelumnya Asdep pada Deputi Kelembagaan menjadi Staf Ahli bidang Hukum Kementerian PAN dan RB. Untuk meraih jabatan ini, Rini mengikuti promosi secara terbuka bersama dengan tiga jabatan lain, yakni Kepala BKN, Kepala LAN dan salah satu Deputi ANRI.

Diakui oleh Menteri bahwa promosi secara terbuka yang dilakukan itu merupakan sebuah uji coba, dan sempat mendapat cibiran dari sejumlah kalangan. “Apa dasar anda melakukan langkah tersebut. Saya jawab, saya juga tidak tahu. Tapi yang saya tahu, saya tidak melanggar undang-undang,” Azwar  Abubakar menuturkan.

Namun, lanjut Menteri PAN dan RB, sebenarnya langkah tersebut merupakan penjabaran dari perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pada intinya mengubah dari comfort zone menjadi competitive zone. Dengan promosi terbuka ini, maka seluruh pejabat yang memenuhi syarat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih jabatan yang diinginkan. Di pihak lain, untuk menempatkan seseorang dalam jabatan tertentu, tidak lagi hanya berdasarkan kedekatan atau kepentingan tertentu.

Menteri mengaku, ketika menerima nama-nama dari panitia seleksi yang diketuai Wakil Menteri PAN Eko Prasojo dan Sekretaris Kementerian PAN dan RB Tasdik Kinanto, dia tidak kenal dengan nama-nama yang disodorkan itu. “Saya percaya, tiga nama yang diusulkan kepada Presiden itu merupakan hasil terbaik setelah melalui seleksi yang transparan oleh para pakar,” tambahnya.

Untuk calon Staf Ahli terdapat tiga nama, dan ternyata orang dalam Kementerian PAN dan RB yang terpilih. Untuk jabatan Kepala LAN, Kepala BKN, dan Deputi ANRI, Azwar juga menyodorkan tiga nama dari hasil seleksi kepada Presiden untuk dipilih masing-masing satu orang. Dalam hal ini, menteri juga mengaku bahwa dia tidak mengenal.

Sebenarnya, seorang Menetri bisa saja menggunakan haknya untuk merekomendasikan atau memilih satu pejabat yang diinginkannya. “Namun  hal itu saya letakkan, tidak saya gunakan. Saya memilih untuk menggunakan hasil seleksi yang dilakukan oleh ahlinya,” tambah Azwar. Promosi jabatan juga dilakukan untuk jabatan eselon II, termasuk posisi Kepala Biro Umum yang kini diemban oleh Otok Kuswandaru.

Kalau tidak dicermati, tampaknya peristiwa itu promosi terbuka itu biasa-biasa saja. Tetapi ini sebenarnya sangat serius, dan merupakan pintu masuk dalam mewujudkan perubahan yang merupakan prasyarat reformasi birokrasi nasional. Langkah ini akan terus dilakukan untuk jebatan eselon II, III dan IV. “Kalau membakar ikan, harus dibalik supaya tidak hangus sebelah,” tambah Azwar.

Dengan keseriusan mengubah comfort zone menjadi competitive zone yang salah satunya dilakukan dengan melakukan promosi jabatan secara terbuka ini, diharapkan Kementerian PAN dan RB bisa menjadi contoh bagi instansi lain. Dalam hal ini, Menteri mengibaratkan Kementerian PAN dan RB ini sebagai poros politik Negara dalam pembinaan aparatur negara.

Meskipun hanya sedikit bergerak, tetapi bisa memutar roda, sehingga kendaraan bisa berjalan bahkan melaju kencang menuju suatu tempat. Poros juga memiliki bahan yang berbeda dengan bahan untuk roda. Dengan pegawai yang tidak sampai 400 orang, Kementerian PAN dan RB harus mampu menggerakkan PNS seluruh Indonesia yang jmlahnya sekitar 4,5 juta orang. Namun, lanjut Menteri Azwar Abubakar, sebagai poros, Kementerian PAN dan RB juga harus mampu menahan daya setrifugal. “Kadang ditarik, kadang ditekan, dan tidak jarang digeser,” tandasnya menambahkan. (ags/HUMAS MENPAN-RB)