JAKARTA - Laju perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat menjadi tantangan tersendiri bagi perpustakaan. Sumber informasi yang harus disediakan menjadi semakin banyak dan beragam. Sebuah perpustakaan tidak akan mampu mengumpulkan seluruh konten pengetahuan untuk penggunanya.
Keterbatasan tersebut dapat diminimalisir dengan membangun layanan perpustakaan terpadu melalui kerja sama antar perpustakaan. Kekuatan koleksi dari masing-masing perpustakaan dapat dihimpun guna memberikan akses informasi yang lebih beragam.
Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All (Sepatu Jolifa) adalah solusi cerdas. Sepatu Jolifa hadir di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan melalui jaringan kerja sama antar perpustakaan berbasis teknologi informasi.
“Progam ini diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY dan sejumlah perguruan tinggi untuk berkolaborasi dalam sistem perpustakaan terpadu,“ ujar Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X saat presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019 di Kementerian PANRB.
Sri Sultan mengatakan, saat ini sebanyak 39 perpustakaan yang terdiri dari satu perpustakaan umum daerah, lima perpustakaan umum kabupaten dan kota, 28 perpustakaan perguruan tinggi, tiga perpustakaan sekolah, dan dua perpustakaan instansi tergabung dalam Sistem Perpustakaan Terpadu Jogja Library for All.
Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam Wawancara dan Presentasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019
“Sistem perpustakaan terpadu ini dibangun atas dasar kesadaran untuk berkolaborasi dalam rangka memenuhi keterbatasan sumber daya layanan informasi. Kolaborasi dilakukan untuk saling memenuhi kebutuhan informasi masyarakat melalui berbagi koleksi berupa buku cetak maupun elektronik, fasilitas dan ruang perpustakaan, dan sarana TIK di perpustakaan," tegasnya.
Sri Sultan menjelaskan, perpustakaan terpadu berbasis teknologi informasi ini dibangun sebagai upaya untuk memberikan kemudahan akses sumber informasi dari mana saja, kapan saja, dan tidak terkendala kondisi geografis. Perpustakaan terpadu merupakan alternatif pusat sumber belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan hidupnya.
“Sebagai mana yang diamanatkan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 14 ayat 3 bahwa setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Perpustakaan terpadu berbasis teknologi informasi merupakan implementasi dari peningkatan layanan prima perpustakaan yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Sepatu Jolifa menawarkan layanan secara online maupun offline. Secara online Sepatu Jolifa dapat diakses melalui alamat situs www.jogjalib.com. Jenis layanannya yaitu integrasi informasi 39 perpustakaan yang meliputi data katalog buku, e-resources, informasi fasilitas perpustakaan, dan informasi buku unggulan.
“Secara offline, Sepatu Jolifa memberikan kemudahan akses masuk perpustakaan melalui layanan silang kunjung, dan pinjam buku antar perpustakaan melalui layanan silang pinjam. Layanan silang pinjam ini, menjadi satu-satunya di Indonesia yang menerapkan konsep Inter Library Loan (ILL) di tingkat provinsi," terangnya.
Maka dari itu ia berharap, dengan adanya sistem perpustakaan terpadu ini dapat memberikan kemudahan bagi pelajar mahasiwa yang ingin meminjam buku, tanpa harus mendatangi tempat lain, cukup pesan dari kampusnya.
“Dengan pola seperti ini harapan saya akan memberikan kemudahan akses bagi seseorang untuk membaca, tidak dipersulit, sehingga harapan saya tumbuh keinginan bahwa baca buku adalah sesuatu yang penting," imbuhnya. (dit/ HUMAS MENPANRB)