Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 saat memainkan jimbe dalam acara Presidential Lecture di Istora Senayan, Rabu (24/07).
JAKARTA – Tabuhan jimbe oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menandai mulainya permainan perkusi kolosal di Istana Olah Raga (Istora) Senayan, Rabu (24/07). Bunyi dari jimbe dan rebana, nyaring marakas, ditambah ramainya suara tamborin berpadu menjadi seirama. Perlahan tapi syahdu, lagu Angin Mamiri menggema di arena yang biasa dipakai untuk pertandingan badminton itu. Sebanyak 6.198 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), bersama Sang Wakil Presiden dan sejumlah menteri memadukan instrumen perkusi yang mereka pegang masing-masing.
Ribuan CPNS dari berbagai instansi dipandu oleh pemain perkusi profesional, Identik Percussion. Meski dengan instrumen perkusi yang berbeda, ribuan CPNS itu bisa menghasilkan kesatuan irama musik yang utuh. Seperti peran Aparatur Sipil Negara (ASN) di berbagai bidang, berbeda tapi tetap satu tujuan yang sama, yakni ‘Sinergi Untuk Melayani’.
Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, atraksi kolosal ini adalah bentuk interaksi. “Dalam permainan perkusi ini ada interaksi antara CPNS dengan pimpinan negara,” ujar Setiawan.
Setiawan juga memberikan kejutan dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Riuh tepuk tangan peserta pun menyambut Setiawan di atas panggung. Bersama tiga penyanyi lainnya, Setiawan menjadikan atmosfer Presidential Lecture kedua ini semakin megah.
Selain Indonesia Pusaka, dari atas panggung Presidential Lecture, lagu Ibu Kita Kartini dan Ibu Pertiwi juga menggaung. Suara bersautan para penyanyi profesional ini pun diiringi oleh paduan suara dari Jakarta Youth Choir.
Pertunjukan disambung dengan tarian kontemporer dari sanggar tari Pragina Gong. Sejenak, penerangan di Istora diredupkan saat para penari memasuki panggung pertunjukan. Gerak luwes penari yang mengolaborasikan tari klasik dan modern bergantian menghiasi panggung Presidential Lecture. Tarian kolosal mereka diiringi instrumen musik yang tak kalah megah. Decak kagum dari peserta pun tak bisa ditutupi.
Di dalam Istora, para CPNS tampil aksesoris kostum yang unik. Mereka mengenakan aksesoris khas instansi masing-masing. CPNS Kementerian Kelautan dan Perikanan misalnya, mereka mengenakan topi dengan bentuk ikan hiu berwarna pink dan biru sebagai ciri khasnya.
Ada juga kelompok CPNS dari Kementerian Pertanian yang mengenakan topi caping sebagai ciri khas instansi mereka. Lain halnya dengan Kementerian PUPR, sebagai penggerak infrastruktur, mereka menghias kepala dengan helm khas proyek berwarna putih.
Yel-yel meriah dari para CPNS bersautan sejak langkah mereka memasuki venue utama. Pagi itu, setiap sudut Istora dipenuhi keceriaan menyambut momen yang menjadi bagian dari pendidikan dan pelatihan dasar bagi para CPNS. Tentu, ini adalah salah satu cara agar para calon abdi negara ini memiliki visi sama dengan pimpinan negara, yakni visi bersinergi untuk melayani masyarakat. (don/HUMAS MENPANRB)