Peserta Tes SKB Kementerian PANRB dan Komisi ASN saat mengikuti sesi Forum Group Discussion (FGD) di kantor Kementerian PANRB, Minggu (9/12).
JAKARTA - Selisih pendapat saat menyatukan persepsi untuk tujuan bersama, adalah hal yang biasa terjadi di lingkungan kerja. Atas dasar itulah, Forum Group Discussion (FGD) masuk dalam tahap Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) hari kedua, di Jakarta, Minggu (09/12).
Dalam FGD tersebut, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima hingga enam peserta. Mereka diberi kasus untuk diselesaikan secara bersama-sama.
Tentu, dalam prosesnya banyak perdebatan dan perbedaan persepsi untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Memang agak rumit karena harus menyamakan persepsi enam orang berbeda, dan harus disetujui," ujar Dedi Rosadi, salah satu peserta SKB yang mendaftar di KASN.
Meski banyak kepala yang mengajukan alasan dan persepsi, menurut Dedi, tes ini sangat relevan dengan dunia kerja. "Relevan untuk bagaimana kita mendapati satu kesimpulan bersama yang kita sepakati," imbuhnya.
Nurul Jamilah, peserta asal Bondowoso, juga merasakan hal yang sama. Dia berpendapat bahwa kasus dalam tahap FGD ini cukup kompleks sehingga menimbulkan banyak persepsi yang berbeda.
Namun, ia merasa tak hanya soal mempersatukan pendapat, tetapi juga melihat kepemimpinan di dalam diri peserta. Dalam tes ini, Nurul juga merasa bagaimana mengajak orang lain untuk sependapat dengan dirinya. "Atau kita belajar untuk menahan emosi, juga mencapai kata sepakat untuk mencapai tujuan kita bersama," jelas Nurul.
Tes yang berdasar pada kenyataan di lapangan tak hanya FGD, ada juga tes Situation, Task, Action, Result (STAR). Di sini peserta diminta menceritakan pengalaman dalam satu kelompok atau organisasi yang berhasil menyelesaikan suatu masalah. Peserta diberikan waktu 60 menit untuk menceritakan pengalamannya tersebut.
Baik Dedi maupun Nurul, telah melewati tahap seleksi administrasi dan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) sebelum sampai ke tahap sekarang. Selama prosesnya, mereka mengakui bahwa rekrutmen para abdi negara saat ini sudah transparan dan akuntabel.
Ke depannya, Nurul berharap seleksi ini dapat lebih baik lagi. "Sekarang sudah transparan dan akuntabel, mungkin ditambahkan item-item yang bisa mengukur kemampuan CPNS itu sendiri," ucap Nurul.
Sementara Dedi, berharap agar pemerintah mendapatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkompeten dan sesuai yang diharapkan. Apalagi, dalam rekrutmen ini peserta maupun panitia tak bisa lagi 'kong kalikong'. "Harapannya, pemerintah bisa merekrut orang yang memiliki kapabilitas yang dibutuhkan pemerintah," pungkas Dedi. (don/HUMAS MENPANRB)