Oleh: Suwardi (Pranata Humas Madya Kementerian PANRB)
Camat harus bisa mengelola segala potensi yang ada untuk memberikan pelayanan publik yang prima dan paripurna sesuai aturan yang berlaku.
Di saat sejumlah orang bisa hidup berkecukupan, masih banyak pula warga masyarakat yang berada dalam kondisi ekonomi belum beruntung. Mereka tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hal inilah yang menjadi salah satu perhatian utama Syamsul Adha, ketika dilantik menjadi Camat Wampu, 4 Januari 2017.
Menurut Syamsul, bisa dikatakan 50 persen dari total 38.406 jiwa warga Wampu belum sejahtera. Sebagian mereka tinggal di rumah yang kurang layak dan hidup serba kekurangan. “Hati saya terenyuh dan tergerak untuk membantu, meskipun tidak ada anggaran untuk itu,” ujar lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2007 ini.
Dengan menggajak segenap pemangku kepentingan dan warga yang mampu, Syamsul menggulirkan program Gotong Royong Bedah Rumah. “Setelah saya jelaskan ke berbagai pihak, ternyata banyak yang terpanggil ikut membantu. Termasuk staf saya yang suka rela berderma setelah melihat bagaimana memprihatinkannya rumah warga yang sangat tidak layak,” tutur pria kelahiran Sungai Tualang, 6 September 1984 ini.
Gotong Royong Bedah Rumah didukung warga, lembaga, dan kelompok masyarakat. Untuk program ini, sumbangan tidak diterima dalam bentuk uang, tetapi berupa bahan bangunan yang dibutuhkan seperti pasir, batu kali, semen, atap seng, cat, dan sebagainya. Sementara staf kecamatan ikut melakukan pekerjaan teknis bedah rumah pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
Para penerima tentu sangat senang dan terharu. Tanpa didata dan tanpa mendaftar sebelumnya, tiba-tiba mereka didatangi tim kecamatan yang akan melakukan perbaikan rumah. “Salah satu penerima adalah pedagang asongan di perempatan lampu merah. Penerima lainnya, suami istri yang menjadi buruh bongkar muat di pabrik batu bata,” ujar ayah dua anak ini.
Program beda rumah ini murni dari swadaya masyarakat sekitar tanpa ada aliran dari dana APBD maupun APBN. Namun ke depannya, biaya bedah rumah akan dimasukkan pada anggaran dana desa. “Tahun depan kita akan berkoordinasi dengan semua desa untuk dimasukan Dana Desa (DD) ataupun Anggaran Dana Desa (ADD)," jelas Syamsul.
Hampir dua tahun masa jabatannya, dengan bantuan berbagai pihak, Syamsul sudah membedah lima rumah. Program ini akan terus dilanjutkan karena sangat diapresiasi oleh warga, tidak saja oleh penerima, tetapi juga para donator yang ingin ikut membantu. Hashtag #gotongroyongbedahrumah pun dipopulerkan di kecamatan yang terletak sekitar 65 km di sebelah barat Kota Medan ini.
SIU Gratis dan Layanan Online 24 Jam
Upaya peningkatan kesejahteraan warga lainnya yang dilakukan camat muda berwajah imut ini adalah menerbitkan 1.000 ijin usaha mikro kecil secara gratis (1000 IUMK). Ia berharap, kemudahan dalam pengurusan IUMK ini dapat menjadi motivasi bagi warganya yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan pekebun untuk merintis usaha kecil-kecilan. Program ini sekaligus membuat data usaha kecil dan mikro di kecamatan seluas 208.34 kilo meter persegi ini menjadi lengkap dan akurat.
“Ada juga beberapa pelaku usaha yang awalnya tidak merespon program ini. Namun setelah tahu bahwa dengan ijin usaha resmi mereka bisa berhubungan dengan bank dan bisa mendapat kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR), mereka jadi bersemangat,” ujar Syamsul. Dengan kebijakan ini, pihak perbankan pun menjadi lebih mudah menyalurkan pembiayaan dan ikut melakukan pembinaan usaha.
Berbagai jenis usahawan kecil mikro memnfaatkan program ini seperti pedagang gorengan, tukang tambal ban, pedagang jamu, tukang rujak keliling, pedagang bakso, bengkel, salon, dan lain-lain. “Semua jenis usaha kami layani, kita tidak tahu tiba-tiba nanti mereka kekurangan modal dan bisa mengajukan KUR ke bank,” tutur Syamsul yang saat sekolah dasar berjualan kue keliling ini.
Sebagai abdi masyarakat, berbagai layanan yang dibutuhkan warga tentu harus diutamakan. Hal inilah yang mendasari Syamsul meluncurkan LAMPU 7x24 Jam, yakni Layanan Kecamatan Wampu online 7x24 jam dan e-surat. “Dengan LAMPU 7x24 Jam kami mampu memberikan layanan kepada masyarakat yang tidak terbatas jarak, ruang, dan waktu,” ujarnya menjelaskan.
Dengan layanan online ini, kapan pun petugas kecamatan dapat merespon permintaan layanan oleh masyarakat dan bisa dikontrol langsung oleh Syamsul melalui e-surat. Layanan yang dapat diakses melalui website www.layanan-wampu.langkatkab.go.id meliputi layanan pemerintahan, trantib, serta pemberdayaan masyarakat dan pembangunan (PMP).
Layanan pemerintahan antara lain surat keterangan bersih lingkungan dan bersih diri, surat keterangan ahli waris, surat keterangan domisili lembaga/parpol/organisasi, surat pelepasan dan penyerahan dengan ganti rugi, surat keterangan tindak silang sengketa, dan cek bersih tanah. Sementara layanan termasuk rekomendasi SITU, SIUP dan TDP, ijin usaha mikro, rekomendasi IMP, rekomendasi ijin gangguan. Sedangkan layanan PMP mencakup dispensasi nikah, surat kematian, surat keterangan tidak mampu, surat keterangan pindah datang WNI, surat domisili, permohonan beasiswa, permohonan KTP, dan lain-lain.
Dalam jangka pendek, layanan online LAMPU 7x24 jam ini bertujuan terlaksananya pelayanan administrasi PATEN yang mudah, cepat dan efisien di Lingkungan Kantor Camat Wampu melalui sistem online. Sementara dalam jangka menengah, Syamsul berharap sistem ini bisa beroperasi di seluruh kecamatan se-Kabupaten Langkat. “Kami sedang berupaya mengembangkan penerapan sistem PATEN Online di Lingkungan Kabupaten Langkat berbasis Android,” kata Syamsul.
Wampu Menjadi Mampu
Ketika memulai tugas sebagai Camat Wampu, lahir ide Syamsul untuk membuat sebuah jargon yang bisa memotivasi dan menggerakan masyarakat untuk berkarya lebih baik. Ia ingin segenap komponen masyarakat di Kecamatan Wampu selalu bersemangat untuk terus bergerak maju. Lahirlah tagline Wampu Mampu yang juga dikomunikasikan di media sosial dengan hashtag #Wampumampu.
“Saya mempunyai keyakinan jika pekerjaan dilakukan bersama-sama maka tujuan yang akan dicapai akan semakin mudah. Prinsip dan semangat itulah yang coba kita tularkan kepada masyarakat,” kata Syamsul.
Lahirnya tagline Wampu Mampu menjadi perhatian luas dan mendapat sambutan hangat Bupati Langkat Ngogesa Sitepu. Kecamatan-kecamatan lain juga tergerak untuk membuat slogan yang sama untuk memacu warga masing-masing berbuat lebih baik untuk kemajuan bersama. “Tentu ini sangat menyenangkan ketika kita semua berlomba berbuat yang terbaik,” kata Syamsul.
Anak yatim piatu se-Kecamatan Wampu tidak luput dari perhatian Syamsul melalui Program Jumat Berbagi. Ia mengibaratkan program ini sebagai setitik embun di tengah gurun pasir bagi mereka. Program ini dilaksanakan pada minggu ke empat setiap bulannya dengan memberikan sedikit bantuan kepada anak yatim piatu dengan dana yang diperoleh dari berbagai pihak yang bersedia menjadi donatur dan tidak mengikat.
“Jika santunan ini dinilai dari segi materi mungkin tidak artinya. Tapi ini sebagai sentuhan dari kami, aparat di kecamatan kepada anak-anak kami, anak-anak yatim piatu, bahwa mereka tidak sendiri, kami juga adalah orang tua mereka,” ucap Syamsul. Ia juga meminta setiap anak yatim piatu menceritakan apa pun masalah yang dihadapi untuk dicoba mencari jalan keluarnya.
Meski banyak mendapat apresiasi sehingga diusulkan dan bisa masuk sebagai 15 Besar ASN Inspiratif 2018, Syamsul menilai apa yang dilakukannya adalah hal yang biasa sebagai pelayan masyarakat. Menurutnya, masih banyak orang-orang di luar sana yang berbuat lebih baik dan berkontribusi banyak bagi masyarakat. “Mereka tidak dikenal karena mungkin tidak terekspos,” ujar mantan Sekretaris Camat Kecamatan Selesai dan Kecamatan Sei Bingei ini.
Selaku camat, Syamsul berupaya melaksanakan berbagai inovasi sesuai instruksi Bupati Langkat bahwa camat harus bisa mengelola segala potensi yang ada di wilayahnya untuk memberikan pelayanan publik yang prima dan paripurna sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Menjadi camat dan dapat berkarya untuk warga adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ini juga amanah yang kelak harus saya pertanggungjawabkan di hadapan Yang Maha Kuasa,” ujarnya. (*)
Nama : Syamsul Adha, S.STP
Tempat Tanggal Lahir : Sungai Tualang, 06 September 1984
Pendidikan : S1 Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor, S2 Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara, Medan
Pekerjaan/Jabatan : Camat Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara