JAKARTA – Sepanjang tahun 2015, tercatat 1.621 wanita terlibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di DKI Jakarta. Diprediksi, laka lantas yang melibatkan wanita di daerah Jawa Barat angkanya 7,23 persen lebih tinggi. Merespon data tersebut, Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Bandung menghadirkan Taman Pacantells sebagai taman edukasi lalu lintas untuk masyarakat, terutama bagi wanita dan anak-anak.
Taman Pacantells merupakan singkatan dari ‘Pangulinan Cacah Menak – Taman Edukasi Lalu Lintas Sabilulungan’, mengadopsi campuran Bahasa Sunda-Indonesia, yang berarti taman bermain untuk semua kalangan dan dikelola bahu-membahu. "Kami membuat Taman Edukasi Pacantells ini karena adanya kecelakaan yang tidak teredukasi, korbannya mayoritas ibu dan anak," ujar Bupati Bandung Dadang M. Naser saat menghadiri Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.
Inisiasi terbentuknya inovasi Pendayagunaan Taman Pacantells ditujukan untuk menurunkan jumlah dan fatalitas laka lantas melalui konsep pembinaan keselamatan bagi ibu-anak dengan memanfaatkan kekuatan hubungan ibu-anak, dan kapitalisasi golden-age balita sebagai media pembentukan budaya bangsa yang selamat berlalu-lintas. Terbukti, setelah adanya inovasi ini, jumlah laka-lantas di Kabupaten Bandung di tahun 2018 menurun 18,84 persen dari tahun sebelumnya seiring dengan penurunan jumlah korban sebesar 19,4 persen. Tidak heran jika beberapa daerah lain seperti Kabupaten Sleman, Kabupaten Pasuruan, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat berkunjung ke Taman Pacantells untuk melakukan benchmarking pelayanan taman edukasi lalu lintas.
Inovasi dengan perspektif gender ini didasari pada peran wanita sebagai ibu rumah tangga yang tak terlepas dari kegiatan mengantarkan anak ke sekolah. Kemampuan mengendarai kendaraan bermotor yang tidak diiringi dengan pengetahuan berlalu lintas, menyebabkan ibu rumah tangga menjadi kategori masyarakat yang berpotensi terlibat laka lantas.
Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Naser saat menghadiri Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kementerian PANRB.
Selaras dengan moto Sasalaman (Sabilulungan-SAlamet-LAncar-tur-aMAN) yang melambangkan visi pembangunan transportasi, ‘pacantel’ dalam budaya Sunda memiliki filosofi mendalam. "‘Pacantel’ sendiri merupakan simbol perdamaian yang biasa dilakoni anak-anak dengan cara mengaitkan kelingking kedua pihak secara bersilangan,” jelas Dadang.
Pendayagunaan Taman Pacantells merupakan upaya untuk memaksimalkan sumber daya minimalis di periode transisi perencanaan/penganggaran akibat adanya perubahan struktur organisasi. Hal ini membuat anggaran pemeliharaan taman kantor pada tahun 2017 dialihkan untuk mengubah taman hias yang sudah ada menjadi taman edukasi, berkolaborasi dengan perangkat daerah lain, pihak swasta, dan juga masyarakat.
Hingga April 2019, tercatat 1.260 ibu dan anak, serta 126 guru yang telah dilayani Taman Pacantells untuk diedukasi. "Dari sini, tercipta juga forum anak dan Pelajar Pelopor yang menjadi duta keselamatan berlalu lintas yang turut menyebarkan edukasi tersebut," ungkap Dadang.
Sejak diresmikan pada awal tahun 2018 lalu, taman yang didesain berupa ruang milik jalan ini dilengkapi miniatur perlengkapan jalan dan juga miniatur kendaraan. Walaupun Taman Pacantells terbuka untuk umum setiap hari, namun pemberian materi keselamatan di Laboratorium Bidang Pembinaan Keselamatan dan gedung pengujian kendaraan, serta simulasi di taman ini dijadwalkan melayani publik dua hari perminggu.
Dadang berharap agar inovasi ini dapat terus berjalan dan generasi muda bisa menjadi penyebar virus keselamatan berlalu lintas. "Diharapkan program ini disebarluaskan ke seluruh masyarakat Kabupaten Bandung dan berlanjut, terutama bagi generasi muda sebagai aset bangsa," pungkas Dadang. (nan/HUMAS MENPANRB)