Pin It

20190808 Cover Berita KIPP

 

JAKARTA - Sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian dan kecacatan terbesar di Indonesia. Padahal sebenarnya, hal ini dapat dicegah dengan melakukan skrining risiko PTM sejak dini dan menerapkan gaya hidup sehat seperti yang dikampanyekan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Namun, kenyataan bahwa masih sangat sedikit masyarakat yang mendapat skrining risiko PTM, membuat Pemerintah Kota Tangerang harus bergerak memecahkan masalah tersebut.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang membuat sebuah terobosan yang disebut Sapa Sehat (Senam 30 menit, Asupan sayur buah, Periksa Kesehatan, Agar Sehat dan bugar). "Inovasi ini menekankan pada upaya pencegahan dan juga sebagai upaya mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat," ujar Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin saat Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu.

 

20190708 Pemkot Tangerang Cageur Jasa 2Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin (tengah) saat Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian PANRB.

 

Data pada tahun 2017 menunjukkan bahwa hanya 14,2 persen dari 1.187.120 masyarakat Kota Tangerang di usia produktif yang menerima skrining risiko PTM. Angka tersebut masih sangat jauh dari target yang ditetapkan, yakni 100 persen. Padahal, skrining risiko PTM termasuk dalam standar pelayanan yang berhak didapatkan oleh seluruh masyarakat usia produktif.

Inovasi Sapa Sehat ini memastikan bahwa masyarakat, terutama yang masih berada dalam usia produktif (15-59 tahun), mendapatkan skrining risiko PTM. Terobosan ini juga berfokus pada sosialisasi Germas dengan mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dengan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di luar gedung Puskesmas secara berkesinambungan melalui kegiatan komprehensif seperti senam dan menyantap menu bergizi seimbang bersama, serta pemeriksaan dan pemberian informasi kesehatan.

Skrining risiko PTM merupakan bagian dari standar pelayanan, dengan mendeteksi kemungkinan obesitas, hipertensi, dan diabetes mellitus. Sehingga jika ditemukan masyarakat yang memiliki faktor risiko PTM, dapat ditindaklanjuti lebih cepat. Terlebih lagi, sebagai inovasi yang bertujuan preventif, promotif, dan kuratif, melalui sosialisasi Germas, didalam Sapa Sehat juga terdapat kegiatan senam serta makan sayur dan buah bersama.

Dikatakan Sachrudin, kehadiran inovasi ini dirasa efektif karena telah meningkatkan kesadaran dan mengubah sikap mental pada masyarakat. "Inovasi ini membawa perubahan pada sikap mental masyarakat yang mana juga meringankan beban pemerintah. Dan ketika inovasi ini dilakukan bersama-sama, memang sangat terasa hasilnya," ungkap Sachrudin.

 

20190708 Pemkot Tangerang Sapa Sehat 1

 

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya cakupan skrining risiko PTM menjadi 31,3 persen setelah setahun berjalan sejak 2018. Tidak hanya itu, beberapa daerah dan instansi lain seperti Kab. Lampung Selatan, Kota Jambi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan kunjungan kaji banding terhadap Sapa Sehat dan tertarik menerapkan konsep ini di wilayah/instansinya.

Hadirnya Sapa Sehat di tengah masyarakat menjawab kebutuhan akan kemudahan akses pelayanan kesehatan, mendapatkan informasi kesehatan terkini serta memperluas kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan meningkatkan kerja sama lintas sektor. Masyarakat juga semakin merasakan hadirnya Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

Sachrudin berharap agar inovasi ini dapat menjadi motivasi bagi Pemerintah Kota Tangerang untuk terus melayani masyarakat dengan lebih baik. "Mudah-mudahan ini menjadi pemicu untuk kita agar lebih semangat melayani untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, berakhlakul karimah, dan berdaya saing tinggi," tutup Sachrudin. (nan/HUMAS MENPANRB)