JAKARTA – Sulitnya masyarakat mendapatkan layanan gawat darurat seperti saat kejadian kecelakaan lalu lintas, serangan jantung, stroke, serta belum efektifnya sistem rujukan di Kabupaten Banyumas menimbulkan ketidakpuasan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang ada di Banyumas. Berakar dari masalah tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mengembangkan inovasi berupa aplikasi Public Safety Center (PSC) 119 Sistem Aplikasi Terpadu Rujukan, Informasi Kesehatan, dan Ambulans Gawat Darurat Kabupaten Banyumas (SATRIA).
Aplikasi ini menyediakan informasi, ketersediaan darah harian PMI, jadwal praktek tenaga kesehatan, dan panic button apabila terjadi kegawatdaruratan. Dengan aplikasi ini, pasien dapat ditangani dengan baik dan cepat sesuai standar pelayanan tanpa harus berpindah-pindah rumah sakit.
“Selain itu, response time kegawatdaruratan meningkat dan angka kematian serta angka kecacatan dapat diturunkan yang berarti angka harapan hidup masyarakat meningkat,” jelas Bupati Banyumas Achmad Husein saat mempresentasikan program yang masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Pada aplikasi ini, petugas juga dapat mengetahui posisi terdekat petugas kesehatan dengan lokasi kejadian sehingga time response bisa didapatkan. Sistem ini bisa diunduh di Play Store secara gratis karena sudah diakomodir oleh Pemkab Banyumas.
Bupati Banyumas Achmad Husein saat mempresentasikan program yang masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Kantor Kementerian PANRB.
Husein mengungkapkan, aplikasi PSC 119 – SATRIA ini digunakan sebagai salah satu solusi mengatasi kelemahan dalam tata kelola rujukan kegawatdaruratan. Sebelumnya, masyarakat kesulitan mendapat layanan gawat darurat di luar fasilitas pelayanan kesehatan dan komunikasi antar fasilitas karena perujuk harus menghubungi rumah sakit terlebih dahulu untuk mengetahui ketersediaan ruang rawat.
Lanjutnya dikatakan, aplikasi ini membangun tata kelola rujukan pelayanan gawat darurat yang informatif, komunikatif, cepat, dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat. “Negara hadir dalam pelayanan kesehatan gawat darurat melalui Inovasi PSC 119 – SATRIA untuk memberikan respon cepat penatalaksanaan kegawatdaruratan secara komprehensif, terarah, dan tepat dari hulu ke hilir,” imbuhnya.
Sistem dalam aplikasi ini membantu dalam mempercepat penanganan rujukan kegawatdaruratan yang terjadi pada ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan kebakaran. Kecepatannya dalam penanganan gawat darurat, dapat menekan kejadian kematian serta kecacatan akibat keterlambatan penanganan.
Dalam implementasinya, inovasi ini berkolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit dengan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), PMI Kabupaten Banyumas, Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banyumas, kepolisian, pemadam kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Aplikasi yang dikembangkan sejak 1 Februari 2018 ini sudah direplikasi oleh Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur sebagai layanan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Kabupaten Nganjuk pada Februari 2019. Kelengkapan aplikasi ini juga sering dilihat dan dipelajari oleh kabupaten lain dalam bentuk kaji banding sistem rujukan, diantaranya Kabupaten Magelang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Kebumen. (del/HUMAS MENPANRB)