JAKARTA – Kasus penipuan undangan sosialisasi yang mengatasnamakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) kembali terulang. Meskipun beberapa kali sudah diingatkan, namun undangan bodong itu sudah memakan korban.
Salah satu pejabat Pemprov Aceh mengaku mendapatkan surat undangan dari Kementerian PANRB untuk menghadiri undangan sosialisasi yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah Provinsi Aceh. Karena waktunya mepet, ia tidak melakukan konfirmasi ke pejabat di Kementerian PANRB yang sudah banyak dikenalnya. “Seperti terhipnotis, uang saya di ATM dikuras penipu tersebut,” ujar K, di kantor Kemenetrian PANRB, Rabu (24/10).
Dijelaskan, dua hari lalu ia mendapatkan disposisi dari Sekretaris Daerah untuk menghadiri sosialisasi kebijakan yang diselenggarakan Kementerian PANRB. Selanjutnya ia menghubungi narahubung yang tercantum dalam surat tersebut, dengan nama Rizaldi Siagian dengan telepon 085314867629.
Dalam surat tersebut, tertulis bahwa biaya perjalanan dinas akomodasi dan transportasi hanya untuk satu orang peserta selama acara berlangsung. Rizaldi menjanjikan akan memberikan uang sebesar Rp18 juta untuk mengganti akomodasi dan transportasi yang dikeluarkan.
Terlebih dahulu, Rizaldi menyuruh Pegawai Pemprov Aceh tersebut untuk melakukan pembelian tiket pesawat. Uang pembelian tiket akan segera diganti dengan cara transfer bank. Rizaldi juga minta agar ia segera pergi ke ATM terdekat untuk mengecek karena ia sudah mentransfer Rp18 juta ke rekening pegawai tersebut. Melalui telepon seluler, pegawai tersebut dipandu langkah-langkah yang harus dilakukan hingga proses mengecek saldo. “Karena belum masuk uang transferannya, ia bilang kalau akan ada proses penggabungan. Kemudian saya dipandu lagi,” jelasnya.
Sebelumnya, Rizaldi menanyakan jumlah saldo yang ada di rekening tersebut. Kemudian, ia memberikan nomor ID keuangan dan ID untuk mengikuti acara. “Ternyata ID keuangan itu nomor rekening yang dituju, sedangkan ID ikut acara itu jumlah saldo saya. Saya seperti terhipnotis. Tidak sadar saat itu karena memakai istilah ID,” ungkapnya.
Setelah itu, orang tersebut (Rizaldi) masih menanyakan kemungkinan nomor rekening lainnya. Saya sempat memberi tahukan bahwa ada nomor rekening lain, yakni nomor anak dan istrinya. Untungnya, ia lupa nomor PIN rekening anaknya. Hampir saja isi rekening bank istrinya terkuras. “Saat akan memencet langkah terakhir, saya tersadar bahwa memiliki rekan kerja di Kementerian PANRB yang biasa dihubungi,” jelasnya.
Menanggapi maraknya sejumlah kasus serupa, yang mengarah ke penipuan, Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik (HKIP) Kementerian PANRB Mudzakir mengimbau kepada masyarakat dan seluruh instansi pemerintah untuk lebih waspada dan cermat jika mendapatkan surat yang mengatasnamakan Kementerian PANRB. “Tolong dicek kembali kebenaran surat tersebut. Tanyakan ke teman-teman di Kementerian PANRB yang dikenal untuk mendapatkan kepastian,” ujarnya.
Mudzakir menambahkan bahwa pihaknya beberapa kali menerima salinan surat serupa dari sejumlah pemda. “Ada beberapa surat yang kami dapat dari beberapa pemerintah daerah. Mereka mengkroscek kebenarannya. Ternyata semua surat tersebut palsu,” jelasnya.
Dari beberapa surat yang diterima memiliki kesamaan, yakni terkait undangan sosialisasi kebijakan Kementerian PANRB. Dalam surat tertera dan ditandatangani oleh Sekretaris Kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji. “Surat tersebut juga menggunakan stempel basah dan kop surat,” ujarnya.
Pada surat yang diterima Pemerintah Provinsi Aceh, bernomor B/40/S.KT.10/2018, disebutkan acara akan dilaksanakan Rabu, 24 Oktober 2018 jam 08.00 WIB di The Media Hotel and Tower, Jalan Gunung Sahari Raya. “Kami akan melaporkan kasus ini ke kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang,” imbuh Mudzakir. (rr/HUMAS MENPANRB)