Menteri Yuddy mengunjungi Kantor Samsat Kebumen, Kamis (23/06).
KEBUMEN - Usai mengunjungi Kantor Kecamatan Gombong, Menteri Yuddy mengunjungi Kantor Bupati, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BPMPT), Mapolres dan Samsat Kebumen. Di kantor Bupati, Menteri Yuddy mencermati foto-foto tentang berbagai keindahan alam di Kebumen, seperti gua, pantai, satwa sampai terapi kesehatan.
Yuddy yang didampingi Bupati Kebumen Ahmad Yahya beringsut ke kantor BKD yang lokasinya berada dalam satu komplek. Ternyata absensi elektronik di kantor itu sedang rusak, padahal BKD Kebumen merupakan salah satu peraih award dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Meski sudah menggunakan finger print, Yuddy menyarakan agar ditingkatkan lagi menggunakan face print. Menteri menyarakan agar BKD Kebumen belajar ke Banyumas, sehingga dapat diterapkan segera. "Tidak usah nunggu tahun depan, setelah perubahan anggaran bisa dirksekusi," ujar Yuddy yang diamini Bupati.
Padahal, menurut Yuddy, anggaran yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Peninjauan dilanjutkan ke BPMPTSP. Di depan pintu masuk, Menteri mencermati dua orang yang tengah melakukan aplikasi untuk ijin reklame. "Tiga jam selesai pak," ujar salah seorang yang tengah mengisi aplikasi itu.
BPMPT Kebumen telah melayani 43 jenis perijian dan hampir seluruhnya selesai di kantor tunggu ini. Kecuali kesehatan yang dinilai sangat teknis. Unit pelayanan ini juga berinisiatif memberikan KTP elektronik kepada setiap warga saat usianya 17 tahun sebagai hadiah.
"Ini inovasi, karena mereka tidak perlu mengurus sendiri. Begitu usianya tujuh belas tahun langsung mendapat KTP," ujar Yuddy.
Kepada wartawan, Yuddy mengapresiasi sejumlah prestasi yang telah diraih Pemkab Kebumen. Salah satunya perolehan predikat WTP dari BPK, setelah opini yang sama sempat lepas tahun 2015. "Harus dipertahankan, jangan turun lagi," tegas Yuddy.
Menjawab wartawan, Menteri memberikan nilai 7.5 untuk inovasi yang telah dilakukan Kebumen, dan 7 untuk pelayanan publiknya. Namun disayangkan prestasi itu kurang terpublikasi secara luas, sehingga masyarakat kurang memahami. (ags/HUMAS MENPANRB)