Menteri Yuddy bersama para jurnalis
LEMBANG - Sejumlah jurnalis setengah tidak percaya ketika melihat sosok yang turun dari mobil Patwal di lobby Hotel Lembang Asri, Jumat (11/09) sekitar pukul 19.30 petang adalah Menteri PANRB Yuddy Chrisnandi. Didampingi Staf Khusus M. Farisa Y. Irawadi, Yuddy langsung menyalami para jurnalis yang baru saja menyelesaikan santap malam.
Guru Besar FISIP Universitas Nasional Jakarta ini pun langsung menuju ruang makan. Tetapi ayah Ayesha ini hanya melihat-lihat menu yang dihidangkan untuk para jurnalis. Yuddy pun langsung menanyakan kamar untuk para wartawan, dan langsung minta agar diantarkan melihat kondisi kamar, yang ternyata hampir semua ditambah dengan ekstra bed.
Cukup lama pria kelahiran Bandung ini blusukan ke kamar yang dipakai menginap para jurnalis peserta Press Gathering 2015 yang tiba di lokasi sekitar pukul 18.00. Ia memang sosok pemimpin yang tidak mau percaya begitu saja dengan laporan bawahannya.
Usai blusukan yang didampingi Karo Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik (HUKIP) Kementerian PANRB Herman Suryatman, sang Menteri pun masuk ke ruang pertemuan, yang tengah dimeriahkan dengan suara merdu para jurnalis dan crew HUKIP. Lagi-lagi, Yuddy tidak langsung menduduki bangku di depan yang disediakan untuknya. Ia memilih berbaur dengan jurnalis sambil menikmati lantunan musik.
Herman Suryatman pun langsung mendaulat bosnya untuk bergeser ke bangku depan. Setelah mendengar laporan dari Herman, Menteri Yuddy yang malam itu tampil santai, bercelana jean dan mengenakan kaos hijau mengawali sambutannya dengan mengenalkan diri bahwa dia lahir di Bandung, 29 Mei 1968 dengan bantuan seorang bidan yang praktek di depan rumah orang tuanya.
Selanjutnya Yuddy mengungkapkan keberadaan kementerian yang dipimpinnya hampir setahun ini. "Mungkin dulu kementerian ini kurang diperhitungkan, dan tidak diperebutkan oleh para politisi. Padahal Keenterian PANRB yang sudah beberapa kali berganti nama ini memiliki peran sangat strategis," ujarnya.
Kenyataan itu sangat tampak dan terasa mulai dari penyusunan organisasasi eselon I kementerian Kabinet Kerja, yang dilanjutkan dengan pengisian jabatan pimpinan tinggi di setiap kementerian dan lembaga. Sesuai amanat Undang-Undang No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), pengisian JPT harus melalui seleksi terbuka. "Saya pastikan, dalam seleksi jabatan ini tidak ada sogok-menyogok," tegas Yuddy.
Saat ini, lanjut Yuddy, pihaknya hampir merampungkan evaluasi terhadap 28 lembaga non struktural (LNS), yang rekomendasinya akan segera disampaikan kepada Presiden. Dikatakan, posisi strategis Kementerian PANRB ini tak lepas dari adanya beberapa undang-undang yang merupakan pilar reformasi birokrasi. Sebut saja UU No. 39/2008 tentang Kementerian Negara, UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik, UU No. 5/2014 tentang ASN, dan UU No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
Menteri mengajak seluruh jajaran pemerintahan untuk mentaati dan melaksanakan perintah undang-undang tersebut sehingga bisa mempercepat terwujudnya pemeritahan kelas dunia pada tahun 2019 mendatang. "Kami berterimakasih kepada rekan-rekan jurnalis, dan akan terus bermitra dalam membangun NKRI mewujudkan kejayaan Indonesia," tutur Yuddy.
Dalam kesempatan itu, Menteri menyarankan agar kegiatan press gathering seperti ini dapat dilaksanakan lebih sering, sehingga kerjasama antara Kementerian PANRB dengan media massa menjadi lebih baik dan intensif. Meski malam semakin larut, para jurnalis tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mengajukan sejumlah pertanyaan.
Yuddy pun tak ingin mengecewakan para jurnalis, dan menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Apalagi ada seorang jurnalis yang baru pertama kali bertatap muka dengan sang menteri. "Selama ini saya hanya bertatapan dengan release bapak," ujar jurnalis itu yang disambut gelak tawa para hadirin. Menjelang pukul 24, Yuddy beringsut dan meninggalkan Lembang menuju Bandung, untuk memberikan hadiah ulang tahun kepada putri tunggalnya, Ayesha. (ags/HUMAS MENPANRB)