JAKARTA - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi bukan hanya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan Pameran Finalis Hackathon Merdeka 2.0 di JakdiVA (Jakarta Digital Valley), Aula Telkom Menara Multimedia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat (15/11/2015). Namun juga berharap dapat memberikan kesempatan bagi pemanfaatan kreatifitas para pesertanya. "Hal ini membanggakan dan memberikan optimisme yang besar bagi bangsa terutama dalam IPTEK, pemerintah tidak hanya sekedar memberikan apresiasi tetapi memberikan kesempatan agar apa-apa yang menjadi kreatifitas mereka ini mendapat tempat untuk dipakai, bermanfaat, dan menghasilkan nilai tambah bagi mereka," ujar Yuddy.
Hackathon sendiri merupakan acara kolaborasi pengembangan perangkat lunak. Setelah sukses dalam pelaksanaan Hackathon Merdeka 1.0. Komunitas TI Code4Nation bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk kembali mengadakan Hackathon Merdeka 2.0 yang secara serentak diselenggarakan di 28 kota di seluruh Indonesia. Hackathon Merdeka 2.0 dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2015.
Hackathon Merdeka 2.0 dinilai sangat sukses, dengan jumlah pendaftar dari Aceh hingga Jayapura mencapai 1700+ peserta (memecahkan rekor dunia), dan melahirkan 80 aplikasi finalis.
Event ini memberikan kesempatan kepada seluruh generasi muda Indonesia yang ingin menuangkan ide dalam pengembangan aplikasi yang ditampilkan dalam pengguna data dalam sektor publik.
Hackathon Merdeka 2.0 yang diadakan oleh Code4Nation.org telah siap untuk memberikan sumbangsih pada negeri dalam hal teknologi informasi. Hackethon Merdeka 2.0 sendiri ini digagas oleh beberapa tokoh, antara lain: Ainun Najib, Wilson Cuaca, Marina Kusumawardhani, Irvan Putra, Khairul Anshar, Sofian Hadiwijaya, Agung Nugroho, Michel Alexandre Salim dan Sabaruddin Adinugroho.
Tema Hackathon Merdeka 2.0 adalah data kependudukan. Data kependudukan adalah fondasi data yang dimiliki oleh Pemerintah untuk menjadi basis penetapan kebijakan dan layanan kepada masyarakat. Tujuan dari Hackathon Merdeka 2.0 adalah mengumpulkan solusi untuk pemecahan masalah pengumpulan data yang cepat dan akurat tentang kependudukan (Seputar KTP, Akta Kelahiran, Paspor, BPJS, Data Anak Putus Sekolah, Data Warga Miskin, dan sebagainya). Jika data yang diperoleh akurat, maka kebijakan yang dihasilkan Pemerintah pun menjadi tepat sasaran.
Kegiatan Hackathon Merdeka diharapkan menjadi titik awal dimana masyarakat/komunitas TI dapat berkontribusi lebih untuk negeri ini, dimana Pemerintah dapat lebih mewujudkan demokrasi dengan mengajak masyarakat bersama-sama memecahkan permasalahan.
Aplikasi buatan peserta diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Saat ini, pemerintah memerlukan data terkini dan akurat mengenai kependudukan. Kecepatan pengumpulan data juga sangat diperlukan.
"Momen ini adalah awal yang baik untuk sinergi antara komunitas TI dan pemerintah, harapannya, pemerintah dapat mengambil kebijakan yang lebih terarah jika data yang diperoleh akurat, maka kebijakan yang dihasilkan pemerintah pun tepat sasaran" kata Ainun Najib, representatif Komunitas Code4Nation
Peserta yang berjumlah kurang lebih 1700 tim akan diberikan statement dan ditantang untuk membuat sebuah aplikasi yang secara kreatif dapat mengeksplorasi penggunaannya untuk topik yang diberikan oleh panitia yakni terkait data kependudukan.
Pameran Hackathon ini terdiri dari para finalis yang terbaik dri seluruh indonesia yakni 28 kota termasuk Sydney, 600 tim lebih diseleksi dari 1700 peserta, untuk tim yang lolos 80 tim dan yang hadir di Pameran Hackathon Menrdeka 2.0 adalah 70 tim. Aplikasi yang di pamerankan sudah siap untuk dipakai. "Kebanyakan aplikasinya sudah bisa langsung di pakai, jika ada lembaga ingin menggunakan bisa langsung diambil, langsung di follow up" kata Ainun.
Sebagai salah satu contoh pemenang 1 perwakilan kota Bandung melalui aplikasi Mobile Posyandu memudahkan kader posyandu untuk pendataan tumbuh kembang dan vaksinasi. "Kami harapkan aplikasi ini dapat memberikan efisiensi dan efektiftas pelayanan kesehatan dalam pendataan tumbuh kembang dan vaksinasi sampai ke jenjang kecamatan, kab/kota ,dan provinsi, sedangkan untuk daerah yang belum dapat mengakses melalui jaringan internet kami sampaikan berikan alternatif SMS Gateaway," ujar Chief Technology Officer Reza.
Andre Ristoga merupakan anak umur 11 tahun yang ikut tergabung dalam tim yang menggakat Aplikasi "Cek BPJS" mencuri perhatian perhatian sekaligus membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki generasi muda yang hebat
Dukungan Pemerintah terlihat dalam Hackathon 2.0 ini, selain melalui attensi yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, dukungan ini juga dirasakan melalui kunjungan Menteri Komunikasi dan Informasi dan Menteri PANRB, Yuddy Chrisnandi. "Dengan ada endorse oleh pemerintah dalam hal ini perlunya dukungan dari pemerintah yang lebih intensif, sehingga terlihat bahwa negara hadir untuk kepentingan rakyat melalui industri kreatif digital" ujar Awaluddin, directur Enterprise PT. Telkom.
Kegiatan ini memiliki relevansi yang tinggi terhadap Reformasi Birokrasi. "Kedepannya kita akan mengembangkan e-gov indonesia dengan konsep Sistem Pemerintah Berbasi Elektronik (SPBE) yang harus aplikatif sehingga pelayanan publik pemerintah dapat segera dirasakan masyarakat," ujar Yuddy.
Akhir kunjungan menteri Yuddy dalam diminta untuk menulis kesan dan pesan terkait Hackathon 2.0 sebagai motivasi bagi para peserta Hackathon Merdeka 2.0. "Kepada Para Hackathon Merdeka 2.0, Indonesia yang hebat dan kuat bukan sekedar slogan, ditempat ini kita menemukan anak-anak Indonesia yang hebat dengan kemampuan dan kreatifitasnya berbasis IPTEK, ditangan mereka Indonesia akan sejahtera dan menjadi bangsa yang di hormati dunia, Merdeka," ujar Yuddy. (HUMAS MENPANRB)