BANJARMASIN – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi didampingi Walikota Banjarmasin Muhidin menjadi pembina dalam apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (08/07).
Dalam apel tersebut, Yuddy menyinggung mengenai gaji ke-13 yang diberikan kepada seluruh ASN pada bulan Juli 2015 ini. "Mudah-mudahan gaji ke-13 sudah diterima. Walaupun tidak terlalu banyak tapi setidaknya bisa turut memberikan kegembiraan di tengah-tengah bulan suci Ramadahan," kata Menteri Yuddy saat menjadi Pembina apel pagi di halaman kantor Walikota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (8/7). Usai menjadi pembina upacara, Menteri Yuddy menyapa para ASN dan menyempatkan diri meninjau beberapa ruangan di kantor Walikota. Kepada Walikota, Menteri menyampaikan bahwa sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin dimasukan sebagai model percontohan untuk meningkatkan pelayanan perijinan. Untuk itu, dia meminta kepada Pemkot Banjarmasin untuk membenahi pelayanan terpadu satu pintu ini.
Dalam hal ini, Yuddy menekankan agar kota Banjarmasin membuka Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP). Pasalnya, unit kerja ini merupakan refleksi dari reformasi birokrasai, khususnya terkait masalah pelayanan publik.
Yuddy mengingatkan, dalam membangun PTSP benar-benar melaksanakan fungsi sebagai pelayanan satu pintu. "Jangan satu pintu tetapi banyak jendela, orang datang minta ijin, tapi nanti setelah diterima berkasnya lengkap di lempar ke jendela lain,” sergahnya.
Ditegaskan, dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu, masyarakat yang datang ke tempat itu untuk mengurus ijin sampai selesai di tempat yang sama. Untuk itu harus dibuat standar operasional prosedur (SOP), apa syaratnya, kalau ada biaya berapa nilainya, dan kapan selesainya. Ketentuan itu, selain harus disepakati bersama dengan stakeholders, juga harus dipajang dan disosialisasikan kepada masyarakat agar semua memahami.
Untuk memberikan pelayanan yang prima, harus didukung dengan sumber daya manusia yang ramah, cekatan dan profesional. Terjadinya sogok menyogok, karena publik tidak disiplin dan dibiarkan sehingga ada peluang. Kalau pelayanan semakin bagus maka investor juga akan semakin enak melihat peluang bisnis di kota ini sehingga akan bermanfaat bagi kota itu sendiri. "Tetapi yang terpenting, mentalitas ASN dan pelayanan publiknya harus diperbaiki," imbuh Yuddy.
Sebelumnya, Menteri Yuddy bersama Deputi Kelembagaan dan Tatalaksana Rini Widyantini dan Staf Khusus Sri Rachma Candrawati, dan Sekda Kalsel, M. Arifin Arpan sempat menyambangi kediaman Gubernur Kalimantan Selatan, Rudi Ariffin. melayat ibunda Gubernur Kalsel H. Puspa Bakhrun Ariffin, yang meninggal di RS Ullin Banjarmasin di usia 84 tahun. (ns/HUMAS MENPANRB)