PADANG – Seperti biasanya saat melakukan blusukan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi selalu memaksimalkan waktu yang ada untuk mengunjungi sejumlah tempat. Demikian juga dalam kunjungan kerjanya ke Sumatera Barat, usai blusukan di Kota Padang Panjang, Yuddy langsung meluncur ke Kota Bukit Tinggi, Jumat (20/2).
Di kota kelahiran Bung Hatta itu, Yuddy blusukan ke Polres Bukit Tinggi, sebelum melakukan tatap muka dengan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di Balai Kota Bukit Tinggi.
Di Polres, Yuddy didampingi oleh Kapolres Bukit Tinggi, Amirjan. Dia menyambangi sejumlah pos pelayanan, salah satunya tempat pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Menteri melihat beberapa tempat pendaftaran. Menurut Amirjan, setiap harinya ada sekitar 60 orang sampai 80 orang yang membuat SIM. Namun, tidak semua pemohon lulus,” ujarnya.
Yuddy pun tertarik dengan alat simulator SIM roda dua dan roda empat. Namun pria kelahiran Bandung tanggal 29 Mei 1968 itu sempat terkejut. Pasalnya, ada satu unit motor kondisinya sudah rusak. "Ini sudah disegel oleh KPK sejak dua tahun yang lalu. Jadi tidak kami gunakan untuk praktek," sergah Amirjan menjelaskan.
Yuddy pun menyatakan kekecewaannya. Sebab alat yang sudah dipasang dan bisa dipergunakan seharusnya bisa dimanfaatkan, sehingga tidak sia-sia. "Kalau bisa dipakai kenapa tidak digunakan, kan sayang sekali. Nanti saya akan tanya KPK, kenapa tidak dimanfaatkan saja, daripada sia-sia seperti ini," ucap Yuddy.
Menteri juga menanyakan jumlah kecelakaan lalulintas. Pertanyaan itu dijawab sang Kapolres, bahwa tahun 2014 ada 171 kecelakaan, didominasi oleh kendaraan roda dua.
Yuddy kemudian menyambangi kantor pelayanan catatan kriminal. Di tempat itu, lagi-lagi Menteri dikejutkan dengan adanya seorang warga yang tengah membuat laporan mengenai penganiayaan. "Anak saya perempuan dianiaya sama pacarnya," kata seorang ibu yang tidak ingin disebutkan identitasnya itu.
Kepada ibu tersebut, Yuddy mengaku prihatin dengan kondisi anak muda masa kini yang sudah melakukan kekerasan, meski masih sekolah. Dia berpesan agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh anak muda di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Menteri Yuddy menilai, pelayanan di Polres Bukit Tinggi secara umum sudah baik. Bahkan ada sejumlah tempat yang dia nilai sangat kreatif karena menyajikan gambar lukisan di sejumlah ruangan. Misalnya saja di ruang Kapolres yang dipasang lukisan dan beberapa tugas serta kewajiban kepolisian.
"Fasilitas dan pelayanannya sudah baik, sangat kreatif karena ada lukisan-lukisan dan beberapa tugas disajikan dalam bentuk gambar. Mudah-mudahan ini akan membuat aparatur di sini menjadi lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya," kata Yuddy.
Bukan untuk ceramah
Usai meninjau Polres Bukit Tinggi, Yuddy kemudian menuju ke kantor Balai Kota Bukit Tinggi. "Saya minta maaf karena tadi harus menyambangi beberapa tempat pelayanan publik di Padang Panjang. Masa datang ke warung sate saja mau sedangkan menengok para ASN tidak mau," kata Yuddy yang dijadwalkan tiba pukul 14.00 WIB namun tiba pada pukul 17.00 WIB.
Dalam acara tersebut, Yuddy meminta dukungan dari pemerintah daerah untuk mendukung upaya pemerintah dalam revolusi mental. Dia mengakui bahwa ada sejumlah aturan yang tidak akan menyenangkan aparatur sipil, namun jika hal tersebut dilandasi dengan niat baik maka harus didukung dan dijalankan.
Dikatakan, salah satu tugas sebagai pembantu Presiden yaitu memastikan semua ASN melaksanakan tugas sebaik mungkin, menyelenggarakan tata kelola pemerintahan dengan sebaik-baiknya, dan memberikan pelayanan publik yang semakin baik. “Saya datang bukan untuk ceramah tetapi untuk tatap muka, untuk silaturahmi dalam rangka memberikan motivasi dan penguatan tugas dan fungsi masing-masing," kata Yuddy. (ns/HUMAS MENPANRB)