Pin It

20160212 UPI Bandung

Menteri Yuddy menerima cindera mata dari Wakil Rektor UPI di Bandung, Jumat (12/02). (Foto : ags)

BANDUNG -  Negara yang bisa survive adalah yang mampu melihat masa depan dengan baik. Karena itu bangsa Indonesia juga harus mulai meninggalkan visi dua puluh tahunan, dan masuk ke visi lima puluh ataupun seratus tahunan. 

Hal itu dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi dalam peluncuran Jurnal Cita Insani di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jumat (12/02). "Kita harus pandai-pandai melihat masa depan," ujarnya.

Dikatakan, saat ini Indonesia baru mulai melakukan sinkronisasi e-government. Padahal sejumlah negara sudah melaksanakan mobile government, dan tidak lama lagi pemerintahan hadir dalam genggaman telepon pintar. "Mau pelayanan bank, tinggal pencet tombol bank," imbuh Yuddy.

Menurut Yuddy, pembangunan e-govt di Indonesia juga mengarah ke sana. Hal itu, menuntut semua pihak perlu terlibat secara aktif untuk mewujudkan pemerintahan elektronik. Tidak ketinggalan tentunya kalangan akademisi, yang memiliki kesempatan lebih leluasa untuk melakukan berbagai kajian dan penelitian.

Kehadiran jurnal ilmiah, lanjut Menteri, diharapkan bisa mendorong seluruh dosen untuk berkompetisi menuangkan Pemikiran ilmiahnya ke dalam jurnal. Tetapi diakui bahwa tidak semua jurnal yang ada bagus. "Indikatornya, jurnal yang baik kalau kita baca berulang-ulang tetapi tetap enak dan menarik," ujar Yuddy. (ags/HUMAS MENPANRB)