Oleh: Suwardi (Pranata Humas Madya Kementerian PANRB)
Aplikasi SIPANCA yang diciptakan Yunina Resmi Prananta M.Pd membantu penanaman butir-butir Pancasila.
Enerjik, murah senyum, dan ramah. Tiga kesan yang melekat pada Yunina Resmi Prananta jika bertemu dengannya. Guru kelas 6 SDN Wonolelo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ini merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) sekaligus guru berprestasi. Tidak hanya dalam bidang akademik, prestasi yang disabet juga dalam bidang olahraga dan kesenian.
Yunina, panggilan akrabnya, dikenal sebagai guru berprestasi dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional. Berbagai prestasi yang juga diraihnya di antaranya Juara I Lomba Guru Unggul Inovatif Sekolah Dasar tingkat Jawa Tengah, Juara I Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat Kabupaten Wonosobo tahun 2004, Juara II Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat Karesidenan Kedu tahun 2004.
Ia juga Juara I Story Telling Raimuna Daerah 2005, dan pernah meraih penghargaan Consultant of Elementary School on National English Olympiad dari Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2013, Juara 1 Guru Unggul Inovatif tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2015, dan Juara 1 dalam lomba Olimpiade Guru Nasional tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017.
Dalam kesempatan itu, ia menjadi wakil Jawa Tengah dalam lomba Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat nasional yang membawa Yunina ke Belanda melalui program Short Course yang dikhususkan untuk tiga besar pemenang OGN tingkat nasional. Selama berada di Belanda, ia menjalin kerjasama yang baik dengan peserta lain maupun dengan penyaji kegiatan tentang penyelenggaraan kebijakan, pengalaman-pengalaman terbaik, dan sistem pendidikan di Belanda.
Tidak hanya program Short Course di Belanda, ia juga berhasil lolos dalam seleksi Bantu Guru Melihat Dunia (BGMD) yang diselenggarakan oleh PPI Dunia sehingga dapat berkunjung ke Jepang.
Di Negeri Sakura ia tidak lupa memperkenalkan budaya Wonosobo ke kancah internasional dengan membawakan tari Lengger Solasih yang merupakan tarian tradisional Kabupaten Wonosobo. Sesuai dengan hobinya, ia menari dengan penuh semangat dengan segala persiapannya.
Program BGMD ke Jepang ini membuat Yunina memperoleh berbagai gagasan baru yang dapat dijadikan rujukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SD Negeri Wonolelo, tempatnya mengajar. Perubahan yang dilakukannya cukup luar biasa, karena ia memelopori program Sekolah Ramah Anak di SD tersebut.
Pada tingkat internasional, ia juga memaparkan tentang penelitiannya terkait etnomatematika pada Simposium Internasional ISMEI 2018. Kontribusi Yunina dalam pendidikan di Wonosobo patut diacungi jempol, karena mampu mengabdikan diri untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
SIPANCA
Karya inovasi Yunina yang digunakan di SD Negeri Wonolelo berupa media Perisai Pancasila berbasis mikrokontroler dan aplikasi SIPANCA. Program sekolah ramah anak yang diadopsi dari pendidikan di Jepang juga dipaparkannya dalam Seminar Nasional Guru Dikdas Berprestasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga mengantarkannya memperoleh pemenang poster terbaik tingkat nasional 2018.
Inovasi Yunina ini pada awalnya didasari oleh minimnya minat siswa di mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang cenderung membosankan dan materi yang penuh hafalan. Ia berinisiatif membuat inovasi dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Yunina berpikir, bagaimana caranya agar pelajaran PPKn, terutama di aspek Pancasila menjadi menarik dan pesannya tersampaikan. Akhirnya, tercetuslah ide membuat media pembelajaran yang berbeda, yang langsung mempraktekkan nilai-nilai Pancasila dan sama sekali tidak menggunakan buku teks.
Media pembelajaran tersebut tertuang dalam sebuah aplikasi bernama SIPANCA. “Aplikasi SIPANCA dibuat selama dua minggu melalui aplikasi MIT App Inventor, sebuah web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT),” kata Yunina.
Dalam penerapannya, Yunina membagikan aplikasi SIPANCA melalui aplikasi Share It ke murid-muridnya, beserta satu lembar kertas berisi 50 sikap pengamalan nilai-nilai Pancasila. Setelah diunduh, para anak didiknya diajarkan cara memakai aplikasi SIPANCA, yang boleh digunakan kapan pun selama jam sekolah.
Di halaman muka, siswa menekan opsi Pilih Tugas untuk memilih tugas apa yang sesuai dengan pengamalan Pancasila. Tidak ada ketentuan tertentu, setiap siswa bebas menentukan tugasnya sendiri. Sembari atau setelah melakukan tugas, siswa harus mengambil foto sebagai bukti ia telah melaksanakan tugas. Foto tersebut kemudian dikirimkan ke guru untuk dilakukan validasi.
Selesai memakai SIPANCA, tahap selanjutnya adalah menggunakan media Perisai Pancasila yang berbasis mikro kontroler. Pada waktu pulang sekolah siswa memasukkan data sesuai perilaku Pancasila yang telah diamalkan di sekolah, dan dari situ akan terlihat pengamalannya masuk ke sila berapa.
Selanjutnya, hasil nilai yang diperoleh bisa langsung diketahui karena terpampang di layar LCD, beserta ucapan selamat dan rekapan nilai di laptop dalam format Microsoft Excel. Nilai tersebut nantinya dicetak untuk 40 siswa sebagai bukti telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan sadar konstitusi nasional.
“Hasil akhir dari pemakaian aplikasi SIPANCA adalah terpilihnya Duta Pancasila. Siswa yang terpilih adalah 5 besar dari 40 siswa, yang ditugaskan menyampaikan kampanye demi kemajuan sekolah,” kata Yunina. Layaknya kampanye Pemilu atau Pilkada, salah satu dari kelima siswa tersebut dipilih sebagai Duta Pancasila berdasarkan pemungutan suara oleh seluruh siswa SDN Wonolelo.
Aplikasi SIPANCA diyakini membantu pihak sekolah dalam penanaman butir-butir Pancasila menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Para siswa tidak lagi merasa bosan, justru sangat antusias menerapkan nilai-nilai Pancasila. Kemajuan teknologi saat ini membuat mata pelajaran Pancasila tidak lagi membosankan, dan bisa membuat siswa semakin terpacu mengamalkan Pancasila sebagai konstitusi negara, dan bisa terus dikembangkan dan diikuti sekolah-sekolah lainnya.
Terus Berkiprah
Kiprah Yunina seolah tak berhenti. Di antaranya ia mengajar anak-anak tidak mampu di Desa Wonolelo dalam rombongan belajar secara gratis, menulis 11 buku ber-ISBN dan beberapa artikel ilmiah serta artikel populer. Tidak hanya itu, ia didapuk sebagai narasumber untuk berbagi ilmu dengan guru-guru di Wonosobo, mengingat beliau adalah pribadi yang ramah, kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya.
Prestasi luar biasa terbaru Yunina adalah menciptakan game edukasi untuk anak-anak PAUD, sehingga meraih juara Harapan 5 dalam lomba Kanal PAUD tingkat nasional 2018. Ia juga membuat media interaktif aksara Jawa, dan menjadi pemenang kontributor lomba mobile Ki Hajar Dewantoro tingkat nasional 2018.
Karya inovasi Yunina telah direplikasi dan dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan panitia lomba secara nasional. Banyaknya prestasi yang luar biasa membuat media massa meliput rekam jejak beliau. Selain prestasi di atas, Yunina memiliki integritas tinggi sebagai ASN dan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin.
Prestasi maupun inovasi yang dirancang Yunina mengundang decak kagum rekan kerja, atasan, maupun ASN dari berbagai tempat. Yunina memang sosok guru idaman yang selain berprestasi, namun juga berkemauan keras menambah ilmu dan mengepakkan sayap kemudian menularkan segala kelebihan yang dimiliki kepada murid dan rekan kerja.
Sederet prestasi yang telah diukirnya membuat Yunina menjadi inspirasi rekan guru untuk sama-sama membuat prestasi. Kemampuan yang ia miliki selalu ia bagi secara ikhlas dengan mengadakan les pelajaran secara gratis kepada anak-anak desa Kedawung, membuat grup percakapan online, WhatsApp (WA) Group, yang berisi kegiatan berbagi ilmu secara online kepada sesama rekan guru.
Bahkan ia juga membuka WA Group khusus para peserta tes CPNS tahun 2018 dari Kabupaten Wonosobo, yang isinya adalah berbagi ilmu dari kisi-kisi soal TKD CAT. Di sela-sela jam isitirahat sekolah, ia memanfaatkan waktu untuk membaca atau menulis. Sifat dan prestasi Yunina inilah yang membuatnya meraih predikat guru terinspiratif di lingkungannya. (*)
Nama : Yunina Resmi Prananta
Tempat Tanggal Lahir : Wonosobo, 16 Oktober 1986
Pendidikan : D-II PGSD Universitas Negeri Semarang; S-1 PGSD Universitas Terbuka UPBJJ Yogyakarta; S-2 Pendidikan Dasar Guru Kelas Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang.
Pekerjaan/Jabatan : Guru SDN Wonolelo, Wonosobo, Jawa Tengah