Pin It

Cover KIPP 2020

 

JAKARTA - Bahaya kegeologian dan lingkungan perlu diantisipasi oleh perusahaan pertambangan. Pergerakan tanah, kelongsoran, pencemaran tanah, dan dampak lain memungkinkan terjadi disebabkan oleh aktivitas dari dasar bumi yang muncul ke permukaan.

Bahkan juga memungkinkan adanya dampak tidak langsung dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak seperti berkurangnya kualitas dan kuantitas cadangan volume air tanah, berkurangnya lahan subur, dan gundulnya pepohonan sebagai fungsi penahan longsor alami. Untuk meminimalisir permasalahan tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira) Kementerian ESDM menciptakan inovasi Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Untuk Bahaya Kegeologian dan Lingkungan (Simon Bageol).

Kepala Puslitbang Tekmira Hermansyah menjelaskan Simon Bageol adalah sistem peringatan dini yang bekerja secara cepat, akurat, dan aktual terhadap bahaya geologi dan lingkungan di sekitar wilayah pertambangan. Sistem ini sudah mulai dikembangkan oleh Tekmira sejak tahun 2005 dengan nama Sistem Monitoring Terpusat Tambang Tekmira, kemudian pada tahun 2018 sistem ini dikenal dengan nama Simon Bageur hingga akhirnya saat ini diubah menjadi Simon Bageol.

“Simon Bageol dilengkapi fasilitas peringatan dini bahaya pada sistem yang akan dikirim ke stakeholder guna mempercepat pengambilan keputusan dan tindakan pencegahan atas parameter yang melampaui baku mutu,” jelasnya saat diwawancarai Tim Humas Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian PANRB, beberapa waktu lalu.

 

20200629 KIPP Hari Ke 1 19

 

Inovasi Simon Bageol bertujuan untuk membantu perusahaan menerapkan Permen LHK No. P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan atau yang disingkat Sparing. Peraturan tersebut mewajibkan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk memasang dan mengoperasikan Sparing dalam melakukan pemantauan dan pelaporan kualitas air limbah (termasuk logam berat).

Air limbah yang telah diolah harus sesuai dengan baku air mutu sebelum dialirkan ke perairan bebas yang akan dikonsumsi masyarakat sekitar. Diperlukan suatu sistem pemantauan terus menerus untuk efesiensi pengolahan air dan pelaporan secara realtime.

Teknologi pada Simon Bageol juga memungkinkan pengukuran jarak jauh dan menginformasikan kepada operator sistem. Banyak perusahaan tambang dan masyarakat terbantu dengan implementasi teknologi ini. Kedepannya, Simon Bageol akan terus dikembangkan agar menjadi early warning system mutakhir pada kebencanaan yang dapat diterapkan di seluruh Indonesia. (rr/HUMAS MENPANRB)