GORONTALO - Pemerintah Provinsi Gorontalo bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) sepakat untuk mengeluarkan kebijakan penutupan rumah makan pada siang hari saat bulan Ramadhan berlangsung. Keputusan ini diambil pada rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di rumah jabatan gubernur, Selasa (16/6).
“Sesuai kesepakatan rapat tadi kita putuskan untuk membatasi jam operasional rumah makan, café dan sebagianya. Silahkan buka hanya pada sore hari jelang waktu Maghrib dan waktu sahur,” terang Gubernur Rusli Habibie.
Kebijakan ini menurutnya untuk memberi rasa nyaman dan kekhusyukan bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Kebijakan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, yang mengawasi langsung operasionalisasi jasa rumah makan dan café. “Teknisnya ada di kabupaten/kota, kami berharap pemerintah kabupaten/kota untuk segera mengeluarkan surat edaran untuk itu. Mungkin beberapa daerah juga sudah mengeluarkan edaran,” imbuhnya.
Gubernur berharap meski belum ada surat resmi dari pemerintah, diharapkan kepada pemilik rumah makan untuk menutup dagangannya siang hari secara suka rela. Menurutnya langkah itu lebih bijak sebagai bentuk saling menghargai antara sesama, terlebih Gorontalo mayoritas berpenduduk muslim. “Akan lebih bijak kalau pemiliknya secara suka rela menutup sendiri. Jangan sampai nanti ditutup paksa oleh pemerintah atau aparat kepolisian. Ini semua untuk kebaikan kita bersama,” tandasnya.
Rapat Forkopimda itu juga menyepakati bahwa unsur Polri dibantu oleh TNI akan rutin menggelar patroli bersama guna mengantisipasi gangguan keamanan selama Ramadhan dan lebaran nanti. Patroli ini juga menargetkan pemanfaatan kos-kosan, penggunaan minuman keras dan petasan.
Pasar murah
Untuk mengantisipasi lonjakan harga Sembilan bahan pokok (Sembako) saat Ramadhan, pemerintah Provinsi Gorontalo juga akan menggelar operasi pasar murah di kabupaten/kota. “Hasil evaluasi kita tadi bahwa ketersediaan sembako di Gorontalo masih aman saat Ramadhan hingga pasca lebaran. Beras, gula, terigu dan lain lain semua barangnya ada dan harganya juga masih stabil,” terang Rusli menambahkan.
Meskipun demikian, pihaknya memastikan akan tetap menggelar operasi pasar murah termasuk dengan turun langsung ke pasar pasar guna memantau ketersediaan sembako. Langkah itu diambil untuk menjamin stabilitas harga serta memberi rasa nyaman kepada masyarakat. “Kita akan menggandeng unsur Polri, TNI termasuk juga para distributor untuk turun langsung ke daerah daerah memantau ketersediaan dan harga sembako. Kita bagi dua tim, yang saya pimpin sendiri, dan tim satunya oleh pak Wagub yang nanti akan rutin operasi pasar bersama pemerintah setempat,” imbuhnya.
Gubernur mengakui saat ini ada beberapa item harga yang mengalami lonjokan harga seperti cabe, daging, telur dan minyak goreng. Tetapi dia menilai kenaikan tersebut belum signifikan dan masih bisa dikendalikan.
Selain masalah sembako, pemerintah juga memastikan distribusi LPG selama Ramadhan berlangsung lancar. Dikatakan bahwa Pertamina menyalurkan LPG 3 Kg hingga ke 23 SPBU yang ada di Gorontalo. Langkah ini diambil untuk memperluas jaringan distribusi dan kestablian harga yang mana sebelumnya penjualan hanya dilakukan oleh agen dan distributor. (grtl/swd/HUMAS MENPANRB)