Menteri ESDM Ignasius Jonan melihat contoh mobil listrik, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pemerintah terus mempersiapkan sekaligus mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Terkait masterplan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut mendorong lahirnya regulasi yang tepat guna menentukan perkembangan mobil listrik di masa mendatang.
“Kami sedang menunggu Peraturan Presiden (Perpres) mobil listriknya. Perpres mobil listrik akan menentukan seperti apa arah mobil listrik di Indonesia. PPnBM, bea masuk, kandungan lokal dalam negeri, assembling-nya seperti apa kita akan mempelajari setelah policy-nya keluar,” kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di sela-sela peresmian PLTU Grati di Kab. Pasuruan, Jawa Timur pada Jumat (26/7).
Sembari menunggu Perpres tersebut, menurut Jonan, Kementerian ESDM sendiri tengah menyiapkan infrastruktur yang mendukung penggunaan mobil listrik. Salah satunya melalui pembangunan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Lebih lanjut, Jonan menyarankan kepada PLN agar SPLU massif dibuat di tempat-tempat keramaian. “SPLU itu seharusnya dibuat di tempat ramai seperti mal, pasar, gedung perkantoran atau parkir-parkir publik Tapi, di kemudian hari ini tergantung pada industri otomotif itu sendiri,” ucap Jonan berharap.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Umum PLN Djoko Abumanan mengungkapkan sudah terdapat lebih dari 3.000 SPLU yang dibangun oleh PLN. “PLN sendiri sudah memasang 3.600 SPLU,” tutur Djoko.
Bahkan PLN mengatur strategi supaya menarik minat masyarakat menggunakan mobil listrik. “PLN memberikan gratis tambah daya bagi mobil listrik. PLN sudah hadir memberikan kemudahan supaya mobil listrik biar cepat,” pungkas Djoko.
Optimistis
Menteri ESDM Ignasius Jonan optimistis pertumbuhan mobil listrik di Indonesia berada pada tren positif apalagi mendapat sokongan dari luar sektor energi. Optimisme ini juga didasari atas tingginya animo global terhadap permintaan mobil listrik.
“Mobil listriknya tumbuhnya cepat, kalau disertai dukungan sektor lain seperti perindustrian dan keuangan. Saya sendiri yakin, (mobil listrik ini) pasti tumbuh besar,” terang Jonan.
Melalui mobil listrik, lanjut Jonan, akan memberikan dampak positif bagi sektor energi terutama menyangkut penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). “Harapan kami (mobil listrik) bisa mengurangi polusi udara karena penggunaan BBM. Ini yang penting,” katanya.
Di samping itu, kehadiran mobil listrik menekan jumlah impor BBM. “Kedua bisa mengurangi impor BBM. Kenapa? karena energi primer yang menghasilkan listrik bersifat lokal. Batubara, gas, tenaga matahari, air laut, biomassa, panas bumi bahkan angin,” ungkap Jonan.
(Humas Kementerian ESDM/ES)