Pin It

 20161012 PAKDE KARWO     

Gubernur Jatim Soekarwo, saat memimpin apel peringatan hari Jadi ke - 71 Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Rabu (12/10)

 

SURABAYA - Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus memperkuat industri agro berbasis UMKM. Hal ini penting dilakukan karena sebanyak 36 persen penduduk di Jatim adalah petani, sedangkan kontribusi terhadap PDRB dari sektor pertanian masih 14 persen. Sehingga diperlukan pengembangan industri di sektor agro agar petani mendapatkan nilai tambah. 

“Saat ini petani tidak memungkinkan untuk melakukan perluasan lahan. Untuk itu, petani harus bisa mengolah hasil pertanian menjadi makanan olahan. Sebagai contoh, pisang, kentang, ketela harus diolah menjadi makanan olahan seperti keripik. Makanan olahan ini harus diproduksi oleh petani sendiri bukan perusahaan besar,” ungkap Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo seusai memimpin Upacara Peringatan Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (12/10).

Ia mengatakan, pemerintah terus mendorong petani untuk memiliki alat-alat untuk industrialisasi. Untuk menjalankan industrialisasi tersebut harus ada suku bunga rendah. Dalam hal ini, Pemprov dan DPRD harus satu frekuensi membantu masyarakat untuk menyelesaikan kesejahteraan di sektor pertanian. Untuk itu, tahun 2017, Pemprov Jatim meminta Rp. 200 miliar untuk loan agreement untuk membantu pembiayaan industri pertanian dengan suku bunga rendah.

Menurutnya, industri pertanian saja tidak cukup, tetapi juga dibutuhkan non industri seperti industri-industri kreatif. Seperti pengembangan produk Tanggul Angin diupayakan agar bisa masuk ke pasar-pasar nasional dan internasional.  Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim juga terus mengajak masyarakat menjadikan UMKM sebagai penggerak ekonomi Jatim. Senada dengan Tema Peringatan Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 adalah “Dengan Semangat Kerja Nyata, Mari Kita Mantapkan Jawa Timur sebagai Provinsi Industri Berbasis UMKM”.

Untuk itu, dibutuhkan ruang dan langkah konkret untuk meningkatkan kapasitas UMKM seperti meningkatkan kualitas produk dan packaging, serta pembiayaan pasar agar produk UMKM bisa masuk pasar internasional. “Kalau proses industri dan pembiayaan murah dan pasarnya bisa dibantu maka kompetisi kita akan lebih baik daripada provinsi lain. Karena biaya pembiyaannya bisa lebih murah,” jelasnya.  

Pada kesempatan itu, dalam sambutannya, Pakde Karwo menyampaikan, suasana aman dan nyaman di Jatim tidak terlepas dari stabilitas politik. Stabilitas politik akan memberikan sentimen positif terhadap kinerja ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari kinerja ekonomi Jatim mampu tumbuh cepat 5,44 persen pada tahun 2015 dan pada semester I Tahun 2016 ini mampu tumbuh cepat 5,55 persen. Pertumbuhan tersebut mampu menghasilkan PDRB Rp. 1.689,8 triliun pada tahun 2015 dan pada semester I Tahun 2016 Rp. 903,1 triliun.  “Ini merupakan kontribusi nyata dari konsumsi rakyat Jatim yang mencapai 60 persen lebih dan sebagian besar dihasilkan dari kontribusi segmen UMKM yang mencapai 54,98 persen. Inilah kekuatan fundamental ekonoi kita saat ini, yang tumbuh dari kekuatan pelaku yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jatim baik di pedesaan maupun perkotaan,” ujar Pakde Karwo.

Menurutnya, UMKM tidak saja menjadi produsen dominan PDRB Jatim, tetapi juga kontributor utama faktor pembentuk ekonomi. Sedangkan investasi non fasilitas yang diantaranya mendominasi realisasi investasi di Jatim pada tahun 2015 mencapai 58,51 persen dan semester I tahun 2016 mencapai 47,74 persen.

Lebih lanjut disampaikannya, UMKM adalah pelaku yang mampu memberikan capital inflow dominan bagi Jatim dalam mewujudkan surplus perdagangan antar pulau yang pada tahun 2015 mencapai Rp. 99,83 triliun dan semester I Tahun 2016 mencapai Rp. 50,80 triliun. Sedangkan net eskpor luar negeri tahun 2015 defisit Rp. 72,27 persen dan semester I Tahun 2016 defisit Rp. 6,83 triliun. Sehingga total surplus perdagangan Jatim mencapai Rp. 27,56 persen pada tahun 2015 dan Rp. 43,97 triliun pada semester I Tahun 2016.

Sektor UMKM, lanjutnya, memberikan suatu konstruksi ekonomi yang korelatif, antara konsumsi, produksi UMKM serta faktor pembentuk PDRB. Hal ini diharapkan akan mampu mewujudkan inklusivitas pembangunan ekonomi Jatim untuk kesejahteraan dan keadilan yang lebih baik. Indikasi inklusivitas sudah menjadi fakta kinerja bahwa percepatan ekonomi berkorelasi terhadap penurunan kemiskinan dari September 2015 sebesar 12,28 persen menjadi 12,05 persen pada Maret 2016, penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari Agustus 2015 sebesar 4,47 persen menjadi 4,14 persen pada Februari 2016. Sedangkan disparitas rendah dari ukuran distribusi pendapatan versi Bank Dunia, pada kelompok 40 persen bawah menikmati porsi pembangunan 18,77 persen dan dari ukuran Gini Ratio masih pada posisi sedang yakni 0,40.

Ia juga mengatakan, dimensi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi sangat efektif dalam membangun kinerja pemerintahan. Output dari penerapan good governance adalah Pemprov Jatim memperoleh nilai A untuk SAKIP Tahun 2015 dan 14 inovasi pemerintahan provinsi berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Nasional dari 24 pelayanan publik provinsi se-Indonesia.  “Output ini tentu tidak akan berarti apa-apa jika tidak berdampak pada kinerja kepuasan pelayanan dan kepuasan pelayanan dan kesejahteraan rakyat, baik pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, penurunan pengangguran maupun peningkatan IPM, serta semakin kecilnya disparitas antar wilayah,” jelasnya.

Dijelaskannya, ruang politik yang stabil dan kondusif ini pula harus dijadikan momentum untuk memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam hal ini, Jatim sudah menjadi petarung unggul di tahun pertama era pasar bebas ASEAN 2016 ini, yang ditandai dengan surplusnya perdagangan Jatim-ASEAN pada semester I Tahun 2016 yang mencapai 1.160,53 juta dollar AS. “Yang membanggakan baru pada periode 2016, perdagangan Jatim surplus dengan Singapura mencapai 112,89 juta dollar AS,” katanya.

Sedangkan dalam hal dimensi sosial dan budaya, Pemprov Jatim telah mengantisipasi terjadinya konflik sosial di Jatim, yakni dengan bersinergi dan berkoordinasi dengan jajaran terkait dengan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), serta Komunitas Inteligen Daerah (Kominda Jatim). Upaya ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan dideteksi lebih dini. Melalui sinergitas tersebut, Tahun 2015 sampai dengan 2016, Pemprov Jatim mendapat apresiasi dan penghargaan dari Mendagri sebagai provinsi terbaik dalam sinergitas dan keterpaduan penanganan konflik sosial di daerah. “Penghargaan ini bukan untuk saya atau untuk Pemprov Jatim, namun untuk seluruh Jawa Timur. Oleh karena itu selaku Gubernur saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas pencapaian ini. Dengan stabilitas politik yang aman, akan menjadikan Jatim sebagai daerah yang menarik untuk aktivitas ekonomi dan nantinya mampu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan yang lebih baik,” ungkapnya.

Bertindak selaku inspektur upacara pada upacara Peringatan Hari Jadi ke-41 Pemprov Jatim kali ini adalah Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo. Selaku Perwira Upacara adalah Kepala  Biro Organisasi Setdaprov Jawa Timur, Setiajit SH, MH, sedangkan komandan upacara adalah Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jawa Timur, Dr. Ir. I Made Sukartha. Pengucap Pancasila pada upacara kali ini adalah M. Ubaidillah S.STP dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, pengucap pembukaan UUD 1945 adalah Ahmad Oktabri, S.IP dari Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, serta Pengucap Panca Prasetya Korpri kali ini adalah Guntur Bagus, S.STP, M.Sos dari BKD Prov. Jatim.

Di mimbar kehormatan, nampak hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf beserta istri Ny. Hj. Fatma Saifullah Yusuf, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr. H. Akhmad Sukardi, MM beserta istri Ny. Hj. Chairani Yuliati Akhmad Sukardi, S.Sos, jajaran Forpimda Jatim beserta isteri, pejabat, mantan pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, bupati/walikota se-Jatim, tokoh agama, tokoh masyarakat, rektor, pimpinan parpol, pimpinan ormas, para pelaku usaha, buruh, mahasiswa, seniman dan budayawan.

 Upacara Peringatan HUT Ke-71 Provinsi Jatim ini juga dimeriahkan oleh 250 pelajar yang tergabung dalam paduan suara yang merupakan gabungan pelajar dari SMKN 1 Surabaya, SMKN 3 Surabaya, SMKN 5 Surabaya, SMKN 12 Surabaya dan SMK St. Louis Surabaya. Mereka membawakan lagu-lagu seperti Mars Jawa Timur, Bagimu Negeri, Melodi Senandung Basuma (Banyuwangi, Surabaya, Madura), Berita Cuaca, Hai Becak dan Cinta Indonesia dengan diiringi Youth Orchestra Jatim hasil seleksi 2016. Dalam upacara ini pasukan upacara memberikan penghormatan bagi lambang daerah Provinsi Jatim yakni “Jer Basuki Mawa Beya” dan lambang penghargaan “Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha”.

 Pasukan upacara Peringatan Hari jadi Provinsi Jatim ke-71 ini terdiri dari 990 orang yang terbagi dalam 32 pleton yang terdiri dari 1 peleton GARTAP III Surabaya, 1 pleton Polda Jawa Timur, 1 pleton perwakilan Lurah se-Jawa Timur, 1 pleton Purna Praja IPDN Jawa Timur, 2 pleton DP Korpri Prov. Jatim, 1 pleton Bela Negara Prov. Jatim, 1 pleton Dishub dan LLAJ Prov. Jawa Timur, 1 pleton Dipenda Prov. Jatim, 1 pleton ATKP Surabaya, 1 pleton Akademi Perikanan Sidoarjo, 1 pleton Akademi Politeknik Pelayaran, 1 pleton SMK Pelayaran, 1 pleton SMSK Penerbangan, 1 pleton SMK Angkatan Laut, 1 pleton PGRI Jatim, 1 pleton Serikat Pekerja, 1 pleton Purna Paskibraka Jatim, 1 pleton Banser, 1 pleton atlet KONI Jatim, 1 pleton Satpol PP Kota Surabaya, 1 pleton Satuan Linmas Kota Surabaya, 1 pleton Satuan PMK Kota Surabaya, 1 pleton TAGANA Prov Jatim, 1 pleton Polisi Kehutanan, 1 pleton Menwa, 1 pleton Akademi Gizi Surabaya, 1 pleton Ikatan Bidan/Perawat, 1 pleton perwakilan mahasiswa (Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Petra Surabaya), 1 pleton Kwarda Jawa Timur, 1 pleton SMA Olahraga Sidoarjo, dan 1 pleton SMAN 6 Surabaya.

Usai upacara, Gubernur Jatim yang didampingi isteri, Dra. Hj. Nina Soekarwo, M.Si, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf beserta istri Ny. Hj. Fatma Saifullah Yusuf, berkenan memberikan penghargaan bagi Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota berprestasi serta para pemenang berbagai lomba yang diselenggarakan sebagai rangkaian Hari Jadi Provinsi Jatim ke-71. (Humas Jatim).